KARAWANG

Hobi Sudah Mendarah Daging

JALIN KEAKRABAN: Komunitas BMX Cikampek berkumpul usai berlatih trik baru di kolong jembatan layang Cikampek. Bagi mereka cedera adalah biasa.

Cedera Biasa Saja

KARAWANG, RAKA – Jika hobi sudah mendarah daging, apapun akan dilakukan agar bisa menyalurkannya. Cedera, waktu, uang dan tenaga sudah tidak jadi soal. Para pecinta BMX misalnya, mereka yang tergabung dalam BMX Cikampek sudah biasa cedera. Anggota BMX Cikampek Nanang Kosim (25) mengaku tertarik dengan BMX sejak masih SD. Saat itu ia kerap melihat para pegiat BMX berlatih dan akhirnya mulai menekuninya. Baginya ada kepuasan tersendiri saat bisa menunjukan trik-trik aneh dan orang lain tertarik melihatnya. “Awalnya lihatin, kok aneh gitu ya mainnya, akhirnya gue tertarik,” cerita pemuda yang akrab disapa Parjo ini.

Jatuh dan mengalami cedera hal yang pasti dialami saat berlatih, tapi Parjo tidak kapok untuk terus berlatih. Baginya untuk mengerjar sesuatu itu memang mesti ada pengorbanan, ketekunan, perjuangan, dan kesabaran. Disamping itu ia juga merasakan persaudaraan yang terjalin di antara para anggota BMX Cikampek. “Pengennya sih nanti kita bikin acara BMX holiday sama komunitas BMX lain,” harapnya.

Lain lagi dengan Riski Pratama (28) dia rela dari Cikarang ke Karawang agar bisa bermain basket dengan teman satu komunitasnya yaitu Sunday Morning Basketball. Ia mengaku baru bergabung hampir setahun ini. Ia yang berasal dari Tangerang bingung mencari komunitas basket di Cikarang, sampai akhirnya seorang teman merekomendasikan Sunday Morning Karawang. “Karena hari Minggu libur kerja, ya sudah main di sini saja deh,” ungkap pria yang biasa disapa Ilang ini.

Baginya di komunitas ini ia bisa mendapat teman baru dan menambah relasi dunia kerja. Bermain basket tentunya agar tubuh lebih sehat, lebih dari itu juga terbentuk kekeluargaan diantara mereka. Ia berpesan kepada masyarakat Karawang khususnya para pekerja untuk menyempatkan berolahraga apapun itu bentuknya, misalnya saat ini sedang tren bersepeda. “Untuk ngurangin lemak-lemak dalam tubuh, kalau di passionnya pasti bisa lebih lama waktunya,” pungkasnya.

Sedangkan Assyakila Dwi Prasasti (13) harus jatuh bangun agar bisa menguasai permainan bola voli. Dia sudah tiga tahun ini belatih voli, tepatnya saat ia kelas 5 SD. Ia mengaku saat kecil lebih menyukai bulu tangkis ketimbang voli, namun orang tuanya memintanya untuk mencoba. Ia pun menurut dan ternyata seiring waktu bermain voli telah menjadi hobinya. Selama berlatih tentu banyak suka dan duka yang dirasakannya. Ia sangat senang jika mendapat teman baru selepas latih tanding maupun turnamen, sebab baginya menjadi lawan hanyalah di dalam lapang setelah itu semua atlet adalah teman. Ia juga kerap susah payah berlatih jatuh bangun, namun baginya itu adalah resiko yang wajar dalam mengejar mimpi. “Harus berusaha, giat latihan, gak boleh bilang gak bisa tapi harus mau mencoba,” pesan gadis yang akan bermain di ajang SEA Games beberapa tahun mendatang. (din)

Related Articles

Back to top button