Uncategorized

Hujan Berkah Bagi Petambak Garam

CILAMAYA KULON, RAKA – Musim hujan bagi petani yang bercocok tanam di lahan dekat sungai, menjadi kekhawatiran tersendiri. Maklum, Karawang merupakan wilayah rawan banjir. Namun, bagi petambak justru sangat menguntungkan. Karena musim hujan, berarti harga garam naik.

Petambak garam dari Kelompok Segarjaya, Desa Pasirjaya, Ahmad Bakrie mengatakan, saat musim kering, harga garam dibanderol Rp1000 sampai Rp1.200 per kilogram. Sementara saat musim hujan mengalami kenaikan karena produksi berkurang, yaitu sekitar Rp2000 sampai Rp2500 per kilogram. “Tapi untuk sekarang, harga garam masih di bawah Rp2000, padahal stabilnya kisaran Rp2000 ke atas,” katanya.

Ia melanjutkan, dari hasil produksi garam, pihaknya mampu memasarkan garam untuk kebutuhan di Karawang dan Subang, betapapun harga garam sejauh ini sedang fluktuatif karena cuaca. Menurutnya, jika harga rendah, petambak juga merugi karena biaya produksi cukup terbebani. Kemudian jika harga terlalu mahal, juga terpaksa karena kelangkaan. “Kita sudah pasarkan garam di Karawang dan Subang. Alhamdulillah produksinya menggeliat sih, walaupun harga masih di bawah Rp2000 per kilogram,” pungkasnya.

Melihat itu, dia menilai produksi garam rakyat sedang menggeliat di Karawang. Pasalnya, setelah ramai jadi importir garam, perluasan tambak untuk produksi garam ini kembali aktif untuk memasok kebutuhan domestik. Di Pasirjaya misalnya, pesisiran Pantai Tanjungbaru ada sekitar 20 hektare lahan tambak garam, yang setiap musimnya mampu produksi 50 sampai 70 ton per hektare. Tentunya, anggota kelompok dan pembudidaya sudah terlatih dan mampu mengembangkan produksi ini dengan optimal. “Iya, di Pasirjaya ini kita produksi 50 sampai 70 (ton) garam per hektare, dengan jumlah lahan 20 hektare,” katanya. (rud)

Related Articles

Back to top button