HEADLINE

Hujan Masih Awet
-Diprediksi Lebat Hingga Senin

KARAWANG, RAKA – Hujan yang mengguyur Kabupaten Karawang beberapa hari terakhir masih awet. Terutama pagi hingga siang, dan sore hari. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat mengeluarkan prakiraan potensi hujan lebat hingga ekstrem yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang di wilayah Jabar. Termasuk Kabupaten Purwakarta, Subang, dan Karawang (Purwasuka).
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat Indra Gustari mengatakan, untuk Kabupaten Karawang dan Purwakarta potensi tersebut akan terjadi pada Kamis (2/3) hingga Senin (6/3). “Cuaca ekstrem itu masih dipengaruhi oleh fenomena pembentukan awan yang dapat mengakibatkan peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Jawa Barat,” kata Indra dalam keterangannya, Kamis (2/3).
Indra mengatakan, aliran massa udara dingin dari Asia (monsun Asia) dominan masuk ke wilayah Indonesia bagian barat sehingga angin di wilayah Jabar masih didominasi angin baratan yang bersifat basah. “Gelombang Kelvin terpantau aktif di wilayah Jawa Barat, pusat tekanan rendah terpantau di Australia bagian utara yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang melewati wilayah Jawa Barat. Juga kondisi labilitas lokal di sebagian wilayah Jawa Barat masih cukup signifikan,” ujar Indra.
Faktor-faktor tersebut mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Barat. Berdasarkan prakiraan kondisi global, regional, dan model probabilistik, diprakirakan potensi hujan dengan intensitas ringan, sedang, hingga ekstrem terdapat di sebagian kabupaten atau kota di wilayah Jawa Barat untuk sepekan ke depan. “BMKG mengimbau masyarakat dan instansi terkait agar tetap waspada terhadap peningkatan potensi terjadinya hujan lebat dan atau peningkatan kecepatan angin yang bersifat lokal di sebagian wilayah Jabar,” katanya.
Wakil Bupati Karawang, Jawa Barat, Aep Syaepuloh mengatakan pihaknya menyiapkan bantuan benih kepada petani, yang areal sawahnya terdampak banjir. “Kami dari pemkab, insya Allah akan menyalurkan bantuan benih untuk petani yang areal sawahnya terendam banjir,” katanya.
Atas hal tersebut, ia menyampaikan ke seluruh UPTD Pertanian di masing-masing daerah, agar proses pendataan areal sawah yang tergenang banjir dilakukan dengan baik dan benar. Ia mengatakan selain merendam pemukiman dan sarana publik, bencana banjir yang melanda sejumlah daerah sekitar Karawang sejak beberapa hari terakhir juga telah merendam ribuan hektare areal persawahan. “Sesuai dengan laporan sementara, ada sekitar 4.000 hektare sawah yang terendam banjir,” katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang Mahpudin menerangkan, berdasarkan data yang diupdate pada Rabu (1/3) pukul 16.00 WIB, tercatat puluhan desa terendam banjir. “Banjir merendam 24 Kecamatan dari total 30 Kecamatan di Karawang, ada sekitar 79 desa yang terimbas banjir, tapi 28 desa diantaranya sudah surut dengan ketinggian air rata-rata 20-60 centimeter,” ujarnya.
Dijelaskan Mahpudin, data tersebut merupakan yang direkap merupakan data periode bencana yang direkap sejak Minggu 26 Februari 2023 pukul 16.00 WIB, hingga Rabu 1 Maret 2023 pukul 16.00 WIB. Imbas banjir tersebut, puluhan rumah dan fasilitas umum dilaporkan rusak, hingga puluhan ribu jiwa yang terdampak terpaksa harus mengungsi.
“Jumlah bangunan yang terendam mencapai 19.232 bangunan 57 bangunan diantaranya rusak ringan, 13 rusak sedang, dan 10 diantaranya rusak berat. Mayoritas bangunan adalah permukiman atau rumah warga,” kata dia.
Diketahui, permasalahan banjir di Karawang tidak hanya diakibatkan permasalahan yang ada di lokasi yang terkena banjir saja, namun terkait juga dengan masalah yang terjadi di daerah hulu sampai dengan hilirnya. Selain faktor curah hujan dengan intensitas yang tinggi terdapat beberapa penyebab lain. Diantaranya beberapa sungai dan situ meluap karena tidak dapat menampung debit air seperti Sungai Cibeet dan Citarum pada Wilayah Karawang Sebelah Barat, Situ kamojing dan Cikaranggelam pada Wilayah Karawang sebelah tengah serta Sungai Cilamaya dan Sungai Ciherang pada Wilayah Karawang sebelah timur. Banjir yang merendam sebagian wilayah Karawang juga diakibatkan adanya air kiriman dari beberapa daerah hulu seperti wilayah Selatan dari wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bekasi yang melalui sungai Cibeet. Wilayah Tengah air kiriman dari Subang dan wilayah Purwakarta melalui sungai Cikaranggelam serta dari Bandung yang melalui sungai Citarum. Khusus Desa Karangligar Kecamatan Telukjambe Barat, banjir disebabkan karena kontur tanah yang berupa cekungan. Di tengah Desa Karangligar terbentuk suatu genangan dan rawa. Berdasarkan penelitian daerah Karangligar termasuk dalam akuifer dengan tingkat keterusan rendah sampai sedang. Air yang mensuplai genangan di Desa Karangligar berasal dari sungai hasil percabangan Sungai Citarum dan Cibeet. Beberapa faktor lain penyebab banjir Karawang diantaranya terjadinya pendangkalan sungai, adanya penyempitan aliran sungai Citarum pada Hilir atau Muara Sungai di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya. (psn/kp/an/dt)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button