HUT Purwakarta, Ada Doa Bersama Secara Virtual
DOA BERSAMA : Muspida Purwakarta saat doa bersama di Masjid Agung Baing Yusuf, sementara pemerintah kecamatan dan desa mengikuti secara virtual.
PURWAKARTA, RAKA – Pemerintah Kabupaten Purwakarta, kerap membuat sebuah event unik saat moment perayaan hari jadi wilayah ini. Seperti diketahui sebelumnya, spirit kebudayaan, memang yang paling ditonjolkan dalam kegiatan ini. Tak heran, di momen tersebut wilayah ini bak lokasi berkumpulnya para seniman, baik seniman lokal maupun luar daerah.
Setiap tanggal 16 Juli, Pemkab Purwakarta biasanya menggelar kegiatan ‘Mitembeyan’ sebagai tanda dimulainya rangkaian perayaan hari jadi kabupaten ini. Setelah itu, disambung dengan gelaran pesta rakyat selama sebulan penuh.
Namun, pada perayaan HUT kali ini atau pada usia Purwakarta 189 tahun dan Kabupaten Purwakarta ke 52 tahun itu, pemerintah setempat tidak menyiapkan serangkaian kegiatan apapun. Bukan tanpa alasan. Mengingat, saat ini wabah Covid-19 masih berlangsung.
Sehingga, jelas sangat tidak elok jika pemkab masih menggelar kegiatan yang bisa mengundang banyak massa di situasi seperti ini.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menuturkan, untuk tahun ini tidak ada kegiatan pesta rakyat seperti yang biasa dilakukan tahun-tahun sebelumnya.
Untuk tahun ini, kata dia, jajarannya hanya menggelar doa bersama secara serentak di seluruh desa dan kecamatan. Kemudian, dilanjutkan dengan Sidang Paripurna pada 20 Juli mendatang. “Hari ini, kami menggelar Mitembeyan atau kegiatan yang biasa dilakukan untuk mengawali rangkaian hari jadi. Tapi, untuk tahun ini berbeda. Kami hanya menggelar doa bersama, itupun secara virtual atau video conference yang terhubung ke masing-masing kecamatan dan desa. Kalau di tingkat kabupaten, doa bersama ini dipusatkan di Masjid Agung,” ujar Anne selepas kegiatan doa bersama di Masjid Agung Baing Yusuf, Kamis (16/7).
Menurut Anne, kendati tak ada gelaran pesta rakyat, bukan berarti hilangnya esensi dari ulang tahun daerahnya sendiri. Terpenting, kata dia, jajarannya bersama seluruh lapisan masyarakat bisa terus bergandengan tangan untuk berkarya dan memajukan Purwakarta. Tujuannya, tentu supaya Purwakarta lebih istimewa.
Dalam mitembeyan ini, sambung dia, bukan hanya bentuk rasa syukur yang diucapkan kepada sang pencipta. Tapi, juga sekaligus memanjatkan permohonan untuk keselamatan dan kesehatan masyarakat Purwakarta khususnya, dalam menghadapi wabah corona. Dengan harapan, wabah corona ini segera berakhir. “Selain doa bersama, kami juga menggelar kegiatan santunan kepada anak yatim secara serentak yang dikordinir oleh masing-masing perangkat desa dan OPD,” tambahnya.
Terkait tema yang diangkat di hari jadi Purwakarta tahun ini, yakni ‘Riksa Rasa, Riksa Raga, Purwakarta Istimewa’. Dalam hal ini, pemkab juga mengimbau seluruh lapisan masyarakat turut berpartisipasi untuk memasang atribut, semisal umbul-umbul sebagai bagian dari perayaan HUT Purwakarta. (gan)