Karawang

IDI: Akurasi Rapid Test 30 Persen

KARAWANG, RAKA – Rapid test atau tes cepat pemerikasaan virus corona diprioritaskan bagi masyarakat yang memang telah memiliki gejala, dan pernah melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Karawang dr Irfin Anderson mengatakan, tingkat akurasi rapid test hanya sekitar 30 persen untuk mendeteksi corona. Sehingga rapid test itu kemungkinan 70 persen salahnya. Pihaknya mengaku sampai saat ini tidak ada yang berani mengatakan bahwa keakuratan rapid test itu 100 persen benar. “Rapid tes itu akan postif kalau ada gejala, tadi saya bilang di depan bahwa yang diperiksa itu adalah antibodi, imunologis kita, kalau kita tidak punya gejala, tidak pernah punya gejala, tidak ada gejala, antibodi kita pasti ada,” jelasnya kepada Radar Karawang.

Lebih lanjut, jika orang sehat kemudian dilakukan rapid tes mungkin hasilnya akan negatif. Kata Irfin, rapid tes ini diutamakan untuk orang yang lebih membutuhkan, karena jika orang yang memiliki gejala dan tidak segera dilakukan rapid tes, maka kesehatannya akan semakin terpuruk.
“Jadi ini perlu pencerahan ke masyarakat, jangan semua orang ketagihan pengen rapid tes,” katanya.

Dia mengusulkan orang yang masih bekerja di kerumunan, misalnya pegawai pabrik itu bisa melakukan rapid tes, tapi itupun tidak boleh dilakukan dengan sendiri. Melainkan harus dengan petunjuk medis atau dokter. “Selain rapid tes, wajib pakai masker itu dulu, kalau masih ada orang di dalam pabrik atau di dalam kantor yang bekerja tidak pakai masker, hari gini sudah keterlaluan. Artinya kita tidak menjaga diri kita, dan tidak menjaga orang lain di sekitar kita,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button