Ikan Berbau Minyak

Perahu Nelayan Diperiksa
PEDES, RAKA – Dampak tumpahan minyak di laut Karawang semakin terlihat. Selain mengotori air dan pasir laut, membuat hasil tangkap nelayan menurun, juga meresahkan petambak.
Seorang nelayan warga Sungaibuntu, Sutardi (34) mengatakan, minyak mengganggu aktivitas sehari-hari para nelayan saat mencari ikan. Bahkan tiga kilometer dari bibir pantai, pencemaran minyak tersebut sangat terlihat. “Di tengah (laut) masih banyak minyak. Jadi susah mau nangkap ikan juga,” jelasnya kepada Radar Karawang.
Kasatpolair Polres Karawang AKP Sitorus mengatakan, pihaknya selalu melakukan patroli rutin di perairan sekitar muara Sungaibuntu, Cemarajaya, hingga Sedari. Dalam patroli tersebut, selain melakukan pemeriksaan terhadap kapal-kapal yang melintas di sekitar perairan, terutama kapal yang mendekati lokasi tumpahan minyak pertamina. Pemeriksaan dilakukan terhadap perahu nelayan. Ia menambahkan, dampak minyak yang bocor saat ini sudah terlihat, bahkan hasil laut yang berhasil ditangkap seperti berbau minyak. “Hal tersebut diketahui dari informasi nelayan dilokasi,” ungkapnya.
Bukan itu saja, pihaknya hingga kemarin masih melakukan pengamanan di lokasi kejadian bersama dengan Bko Ditpolair Polda Jabar dengan kekuatan sebanyak enam personel dengan dua unit kapal patroli. “Masih dilakukan himbauan kepada masyarakat pinggir pantai, sehubungan dengan adanya dampak limbah yang menyebar ke beberapa muara, untuk terus dimonitor,” jelasnya.
Kepala Dinas Lingkungan dan Kebersihan Pemerintah Kabupaten Karawang Wawan Setiawan mengatakan, ada sekitar 992 warga di sekitar wilayah pesisir pantai utara yang terserang penyakit gatal-gatal dan infeksi saluran pernapasan akut. “Itu diketahui dari pendataan di lapangan. Kebanyakan yang mengeluhkan penyakit di posko kesehatan merupakan warga yang ikut membersihkan area bibir pantai,” katanya.
Sementara itu, ratusan warga pesisir pantai Karawang sejak beberapa pekan terakhir ikut terlibat dalam pembersihan area bibir pantai di wilayah Karawang, menyusul tumpahnya minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).
Hingga kini kegiatan pembersihan tumpahan minyak masih terus dilakukan. Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pembersihan area bibir pantai wilayah Karawang itu dibayar Rp100 ribu per hari. Selain diberi bayaran, mereka juga mendapatkan makan dari Pertamina. (cr4/psn/trb/lip)