PURWAKARTA

Ikan Cupang Purwakarta Sudah Dipasarkan ke Singapura

PURWAKARTA, RAKA – Berawal dari hobi, kecintaan Hamada Djauhari (30), pada ikan cupang membawanya menjadi jawara cupang yang dikenal hingga ke mancanegara. Tanpa bosan, itulah yang ditunjukkan pria yang merupakan warga Kampung Warung Kadu, Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta ini. Dia mantap memilih ikan cupang sebagai hobi sekaligus sumber pundi-pundi ekonominya.

Hobinya itu telah membawa Hamada Djauhari langganan juara kompetisi ikan cupang. Baik di kancah regional maupun nasional. Pasar ekspor pun kini tengah dijajaki pria yang juga bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta di Purwakarta ini. “Ikan cupang itu enggak ada matinya. Perawatannya mudah dan perputaran uangnya juga cepat,” kata Hamada, saat ditemui di kediamanya, Rabu (16/1).

Sudah lama Hamada menyukai ikan mungil tersebut. Eksotika ikan cupang selalu membuat Hamada kagum. “Bahkan, dulu rumah sampai penuh sama ikan cupang, dan saya punya cupang jumbo yang paling besar diantara ukuran cupang pada umumnya,” ujarnya.

Kecintaan Hamada bertahan hingga dirinya mulai bekerja di sebuah rumah sakit di wilayah Jakarta. Di sanalah Hamada mulai mencoba banyak bertemu dengan para pencinta ikan cupang yang sudah cukup berpengalaman. “Waktu itu, sama sekali tidak ada pikiran untuk menjadikan hobi tersebut sebagai ladang bisnis. Semua dijalani atas dasar kegemaran pada ikan mungil itu,” kata pria kelahiran Purwakarta itu.
Menurut dia, budi daya ikan cupang agar hasilnya bagus kualitas air yang digunakan juga menjadi pertimbangan. “Untuk ikan cupang hias tidak bisa pakai sembarang air kalau ikannya mau bagus dan panjang umur. Harus pakai air yang PH-nya seimbang,” ucapnya.

Hasil budi dayanya, lanjut dia, dirinya mengklasifikasi jenis ikan, apakah ikan hias atau aduan. Termasuk memilih untuk ekspor yang harus memenuhi kualifikasi tersendiri. Oleh karena itu, Hamada tidak bisa serta-merta mengekspor ikan yang kualitasnya biasa-biasa saja. “Minimal yang diekspor itu sudah pasti masuk nominasi kalau dilombakan,” terangnya.

Dengan begitu, dia mampu menjaga kualitas dan kepercayaan konsumennya di luar negeri. “Kalau ada yang kualitas super, langsung saya e-mail gambarnya dan kirim ke sana. Saat ini saya ekspor ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Tapi saya sih punya langganan tetap dari Singapura,” kata Hamada.

Pengiriman dilakukan dengan membungkus ikan dalam kantong plastik dan ditambahkan oksigen. Setelah itu, ikan ditaruh dalam boks styrofoam dan dikirim. Ikan akan melalui proses karantina. Hingga sampai Singapura mungkin dibutuhkan waktu 5 sampai 6 hari. “Dan ikan itu tidak dibuka atau diberi makan sama sekali. Ikan cupang itu kuat,” terangnya.

Menurut dia, kualitas ikan cupang Indonesia sangat bagus bagi pasar luar negeri. Terutama di Singapura, ikan cupang miliknya sangat disukai. “Di sana dipakai untuk kontes ikan cupang juga,” ucapnya.

Menurut dia, cuaca di Indonesia sangat membantu membentuk kualitas ikan cupang. Untuk meningkatkan kualitas misalnya, ikan setiap hari harus dijemur. “Tiap hari harus dijemur 10 hingga 15 menit. Itu biar bulunya buka, dan di simpan di tempat gelap biar warna sempurna,” ujarnya.

Menurutnya, ikan cupang terdiri atas tiga jenis. Yaitu, ikan cupang alam, ikan cupang hias, dan ikan cupang aduan. Masing-masing punya karakteristik dan keunikan sendiri. Misalnya, ikan cupang hias lebih mengedepankan penampilan dan rumbai ekor. “Ikan cupang hias kalau dilombakan itu ganteng-gantengan,” terang pria yang telah mengikuti beberapa kejuaraan tingkat nasional itu.

Salah satu yang terkenal dari ikan cupang adalah sebagai ikan aduan. Jenis ikan aduan itu punya bentuk dan postur yang lebih simpel. “Ikan cupang aduan memang didesain untuk bertarung sampai mati. Kalau lomba ikan aduan, penentuan menangnya kalau enggak mati, ya salah satunya lari,” ujarnya.

Sekarang Hamada berfokus menjual ikan cupang hias untuk di lombakan. Dia memiliki sebuah outlet khusus ikan cupang yang diberi nama Gudang Cupang, di Kampung Warung Kadu, Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan. Di Outletnya tersedia berbagai kualitas ikan cupang tersedia. Mulai yang harganya puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu. “Yang paling murah biasanya Rp 10-100 ribu. Yang paling mahal bisa sampai Rp 300 ribu. Untuk kualitas ekspor bisa mencapai USD 70 sampai USD 100 per ekor,” jelas pria yang terkenal dengan keramahannya itu. (ris)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button