Ikan di Kolam Milik Warga Mati, Diduga Tercemar Limbah PT Adyawinsa
KARAWANG, RAKA – PT. Adyawinsa Stamping Industries diduga mencemari lingkungan akibat limbah yang meluap ke pemukiman warga. Akibatnya, banyak ikan di kolam milik warga Warungbambu, Kecamatan Karawang Timur mati.
Untuk memastikan kandungan air yang mencemari lingkungan warga, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang memeriksa pengolahan limbah di perusahaan, Rabu (25/5).
Ade Imam, sub Koordinator Pengaduan DLHK mengatakan pihaknya telah mengambil sampel air dari sembilan saluran, empat dari saluran dalam perusahaan dan lima saluran di luar perusahaan. “Sampel yang diambilnya ada sembilan, empat yang dari perusahaan dan lima saluran luar. Tindak lanjut kami akan membawa semua sampel untuk di uji di laboraturium,” ungkapnya.
Marjuki, Humas PT. Adyawinsa Stamping Industries menyampaikan bahwa pihak perusahaan telah memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat yang mengalami ikan mati. Hal ini bermula dari adanya dugaan pencemaran air akibat produksi perusahaan. Ia memberikan klarifikasi bahwa saat kejadian terjadi hujan deras sekitar tiga sampai empat jam sehingga menimbulkan banjir. Kemudian air dari saluran dalam dan luar meluap dan memasuki empang salah satu masyarakat. “Saya klarfikasi terlebih dahulu terkait dugaan pencemaran air itu bukan dari perusahaan kami. Kami sudah bijaksana untuk memberikan pertanggungjawaban dengan menggantikan ikan yang mati. Pada waktu kejadian saat hujan lebat ada sekitar tiga sampai empat jam dan air melup dari saluran dalam dan luar. Dari situ air banyak keluar dan masuk ke empang Pak Atma,” ujarnya.
Setelah kejadian pertama tersebut pihak perusahaan pun melakukan perbaikan seluruh saluran. Ia menyampaikan pula bahwa saluran yang berada di lingkungan dalam dipastikan tidak terdapat unsur limbah. Hal ini dibuktikan dengan adanya ikan yang hidup di saluran. Kemudian ia memaparkan pula jika setiap tiga bulan sekali dilakukan pembersihan lingkungan. “Setelah cuaca bagus kita perbaiki semua saluran. Perlu diketahui bahwa saluran yang berada dalam itu sudah kita yakinkan dan pastikan tidak ada unsur limbah apapun, karena di dalam saluran kita ada ikan yang hidup. Kita juga melakukan pembersihan saluran tiga bulan sekali,” ungkapnya.
Hasil audiensi dengan pihak DLHK pada pekan lalu, maka dilaksanakan pemeriksaan secara langsung di seluruh saluran. Ia mengungkapkan kembali bahwa pada Senin (30/5) akan dilakukan pemeriksaan laboraturium air dari sembilan saluran. “Hari ini kita hasil dari audiensi minggu kemarin di DLHK pengecekan lokasi. Kedua kita juga pada Senin akan dilakukan tes uji lab pada air saluran kita di DLHK dan PJT supaya netral dan tidak ada sebuah permainan,” sambungnya.
Hudiono, Danramil Sektor 19 memaparkan bahwa akan mengarahkan seluruh anggota untuk melakukan gotong royong pembersihan saluran. Hal ini bertujuan agar tidak ada lagi kotoran yang mengendap dan mengakibatkan kematian ikan. Ia pun meminta kepada masyarakat agar tidak mengeluarkan limbah apapun. “Kita sudah lihat bersama apa yang harus dilakukan. Kalau endapan-endapan di air itu bisa terjadi karena sudah lama terjadi dari beberapa pabrik yang ada di sekitar sini. Nanti kita bersihkan secara bersama sebagai salah satu jalan keluarnya. Bukan hanya kita yang ada di sini tapi masing-masing pabrik yang ada di sekitar wilayah juga ikut membersihkan,” pungkasnya. (nad)