Ikhlas Jadi Ujung Tombak KB

TETAP CERIA: Para petugas pos Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) di Kecamatan Telukjambe Timur tampak ceria usai melayani peserta akseptor, kemarin.
TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Berjalannya program KB tak lepas dari peran para petugas pos Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) yang tersebar di setiap desa.
Seperti halnya pelayanan KB yang dilaksanakan di Kecamatan Telukjambe Timur Rabu kemarin. Persentasi peserta mencapai 88 persen dari yang ditargetkan, tentunya menjadi keberhasilan tersendiri bagi para petugas pos PPKB.
Petugas pos KB Desa Sukaharja, Karmila bercerita telah mengemban tugas tersebut sejak tahun 2000. Awalnya ia aktif di PKK sejak tahun 1984, kemudian aktif menjadi kader posyandu. Seiring waktu berjalan akhirnya ia aktif bergabung menjadi kader KB. “Tugas kader KB itu membantu PLKB (Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana) mencari akseptor, siapa yang mau ikut KB,” tuturnya kepada Radar Karawang.
Selama 20 tahun menjadi petugas pos KB, kesan menyenangkan yang dirasakannya adalah saat dapat membantu ibu-ibu agar bisa menjaga jarak kehamilan. Meski demikian, bukan berarti tak ada kesan duka yang dialaminya. Dia kerap dianggap orang yang ikut campur masalah keluarga. “Gak apa-apa sih itu resiko, yang penting kita kasih pengertiannya yang sebaik-baiknya saja,” ceritanya.
Petugas pos KB Desa Telukjambe, Siti Aminah juga cukup lama mengemban tugas ini, 17 tahun lamanya ia selalu menyambangi ibu-ibu untuk ikut KB. Ia menuturkan ketertarikannya terlibat sebab sejak awal memang senang untuk mengabdi dan terjun ke masyarakat. Bukan hal mudah menjadi petugas pos KB, sebab tak jarang ada calon akseptor KB yang telah terdata namun memutuskan untuk batal melakukan KB. Hal itulah yang kerap juga membuatnya sedikit kecewa. “Sebabnya biasanya banyak bisikan tetangga tentang KB,” ujarnya.
Sebab itu, ia mengimbau kepada para ibu untuk bertanya kepada bidan maupun petugas KB yang lebih memahami persoalan KB. Namun ia tetap semangat dan merasa senang karena dapat membantu masyarakat. “Karena BKKBN sejak dulu dari masyarakat untuk masyarakat, mereka tinggal mau saja, kan gratis,” ucapnya.
Sementara itu, Soemarni (49) yang menjadi petugas subpos KB Desa Sukaharja baru empat tahun kebelakang mengaku dirinya juga masih aktif sebagai kader posyandu. Motivasinya terlibat sebagai kader KB, karena menurutnya masih ada keterkaitan dengan posyandu. Dengan demikian ia bisa lebih efektif memberi penyuluhan kepada masyarakat. “Kalau pengen bahagia itu keluarga harus direncanakan, anak mau berapa, antar anak mesti dikasih jarak,” terangnya.
Hikmah yang didapatnya menjadi petugas subpos KB adalah dapat memperluas silaturahmi dan bertukar pikiran dengan sesama kader KB. Banyak juga hal yang ia pelajari yang sebelumnya ia tidak tahu. “Ya kita mah gak beban, kita bisa atur waktu untuk rumah tangga, saya juga dagang di rumah, Alhamdulillah selama ini lancar saja,” pungkasnya. (din)