Uncategorized

Implan Lebih Disukai Dibanding IUD

PEJUANG KB: Para tenaga medis dan pegawai BKKBN mendatangi Puskesmas Kalangsari untuk memberikan sosialisasi KB dan pemasangan alat kontrasepsi.

RENGASDENGKLOK, RAKA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendatangi Puskemas Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok, untuk memberikan pelayanan KB implan dan IUD, kemarin. Tidak kurang 26 ibu berpartisipasi mensukseskan program KB tersebut.

Maridah, koordinator Satuan Pelayanan (Satpel) Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKB) Kecamatan Rengasdengklok mengatakan, semua peserta KB yang hadir di Puskesmas Kalangsari ini menggunakan program KB implan. Kata dia, tidak ada satupun yang memasang IUD. “Tadi yang datang 26 peserta, semuanya pakai implan, karena memang yang datangnya sedikit soalnya mendadak, dan cuacanya juga lagi hujan,” jelasnya kepada Radar Karawang.

Kegunaan KB implan dan IUD ini sama-sama untuk mengontrol kehamilan, hanya saja yang membedakannya itu adalah jangka waktu. Kata Maridah, kalau implan ini dipasang di bagian lengan dengan jangka waktu sekitar tiga tahun sekali, tapi untuk IUD itu dipasang di rahim dengan batas waktu kurang lebih 7 tahun sekali. “Mungkin kalau IUD ini waktunya lebih panjang, tapi tadi gak ada yang pakai IUD. Tadi juga ada yang pengen, mungkin mau dibicarakan dulu dengan keluarganya,” katanya.

Sementara menurut keterangan data yang diberikan Maridah, jumlah pencapaian KB aktif sepanjang bulan Januari di wilayah Rengasdengklok yang menggunakan KB implan sebanyak 946 peserta, dan yang memakai IUD sebanyak 543. Kata dia, di Rengasdengklok masih banyak yang menjalankan program KB dengan menggunakan KB suntik, dengan jumlah tidak kurang dari 10 ribu peserta. “Sekarang di setiap (sembilan) desa di Rengasdengklok ini sudah ada Kampung KB, tapi yang baru punya balai KB nya baru ada tiga desa,” ujarnya.

Nahrowi, tim monitoring BKKBN mengatakan, kehadirannya di Puskesmas Kalangsari supaya pelayanan program KB ini lebih dekat, dan dapat dirasakan oleh masyarakat. Pihaknya mengaku sebelum pemasangan implan ataupun IUD, ini diperiksa terlebih dahulu riwayat kesehatannya. “Sebelum pasang KB implan atau IUD ini diperiksa dulu, jadi tidak langsung dipasang begitu saja,” katanya.

Kepala Puskesmas Kalangsari Daud Eka Permana mengatakan, program KB untuk kesejahteraan keluarga dengan dua anak cukup. Dia berharap masyarakat turut menjadi bagian dari kepesertaan program KB ini. “Kalau di sini kebanyakan yang menggunakan implan dibandingkan dengan IUD. Kalau efek samping semuanya ada, kalau implan paling ada rasa sakit, soalnya ada benda asing dipasang di sini (lengan). Kalau IUD ini dimasukkan ke rahim,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button