
PURWAKARTA, RAKA – Produksi daun teh di wilayah Purwakarta mengalami penurunan yang signifikan hingga 40 persen.
Salah satu penyebabnya yaitu Organisasi Pengganggu Tanaman (OPT) atau hama kian merajalela dan menggerogoti tanaman teh di Kabupaten Purwakarta.
Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu wilayah penghasil teh berkualitas tinggi. Perkebunan teh tersebar di empat kecamatan adalah Bojong, Darangdan, Wanayasa dan Kiarapedes.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, total luas perkebunan teh di Purwakarta yaitu 4.706 hektare dengan produksi mencapai 5.230 ton.
Baca Juga: Pengrajin Gerabah Masih Bertahan
Plt. Kadis Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Hadyanto Purnama mengatakan ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik) dan penggerek batang, itu karena perubahan iklim dan curah hujan yang tidak menentu.
“Pemicunya marena perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi,” ujarnya, Rabu (13/8).
Tak hanya itu, perubahan iklim dapat mempercepat siklus hidup patogen dan menurunkan daya tahan tanaman sebagai inang. Sehingga terdapat pula peningkatan insiden penyakit seperti jamur upas (Corticium salmonicolor).
Tonton Juga: PENCULIKAN SOEKARNO-HATTA DALAM 3 MENIT
Kondisi tersebut berdasarkan hasil pengamatan langsung ke perkebunan teh Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, kegiatan bersama Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Perkebunan itu fokus terhadap fenomena peningkatan hama tanaman teh.
“Akibat serangan hama, penurunan tingkat produksi teh di Purwakarta mencapai 40 persen,” ungkapnya.
Adapun pengendalian hanya dilakukan apabila tingkat serangan melampaui batas ekonomi, dengan mengutamakan penggunaan pestisida nabati, agen hayati, atau teknik mekanis. (yat/mra)