
Radarkarawang.id– Membanggakan, inovasi PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) olah limbah cangkang rajungan jadi pupuk cair.
Tumpukan cangkang rajungan yang menggunung dan tidak terolah, jadi pemandangan kurang elok sekaligus masalah di Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon.
Kawasan pesisir ini, menghasilkan limbah cangkang rajungan yang mencapai puluhan ton per bulan. Tidak heran, selama ini produksi limbah tinggi,
Kini, masalah limbah rajungan menemukan jalan keluar. PHE ONWJ memelopori sebuah inovasi pengolahan limbah cangkang rajungan menjadi barang yang bermanfaat.
Melalui program pemberdayaan masyarakat, limbah cangkang rajungan yang tadinya tak bernilai, kini menjadi pupuk cair berkualitas tinggi yang bernilai ekonomi.
Baca Juga: Warga Keluhkan Jalan Rusak, PJT II Malah Minta Dibuatkan Akses Jalan Baru
Head of Communication, Relations & CID PHE ONWJ, R. Ery Ridwan, menjelaskan bahwa program ini bukti nyata bahwa operasi hulu migas tidak bisa lepas dari denyut nadi kehidupan masyarakat di darat.
Kehadiran industri, harus menjadi katalisator penyelesaian masalah sosial dan lingkungan. “Tanggung jawab kami tidak selesai saat minyak atau gas diangkat dari anjungan.”
“Tanggung jawab itu meluas hingga ke pesisir, memastikan bahwa kehadiran kami membawa dampak positif yang nyata dan terukur,” ujar Ery.
Dia menegaskan, inisiatif ini merupakan penerjemahan konkret dari visi besar pemerintah mengenai hilirisasi. “Hilirisasi adalah program strategis nasional,” kata Ery.
“Kami menjawabnya dari skala komunitas. Kami tidak sekadar memberi bantuan, tetapi membangun keahlian. Cangkang rajungan kita olah menjadi alternatif pendapatan baru,” tambahnya.
Ery menambahkan, komitmen ini selaras dengan ESG (Environmental, Social, Governance) Perusahaan. Program ini secara langsung mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Ery menguraikan program di Desa Sukajaya memperkuat pilar ekonomi dalam program unggulan Jam Pasir (Jaga Alam melalui Pemberdayaan Masyarakat Pesisir).
Program ini sebelumnya fokus pada rehabilitasi mangrove dan ekosistem pesisir. Kini PHE ONWJ menambah kekuatan program dengan pilar ekonomi sirkular, melalui inovasi pupuk cair.
Ery menceritakan, ide ini tidak datang dari ruang rapat di Jakarta, melainkan dari hasil diskusi panjang langsung dengan warga Sukajaya.
“Kami datang, mendengar, dan menemukan masalah utamanya. Potensinya juga ada di sana. Kami hanya memfasilitasi teknologinya dan melatih mereka,” jelasnya.
“Sangat membanggakan melihat warga yang tadinya hanya tahu mengupas rajungan, sekarang mereka bangga menyebut diri mereka ‘peracik’ pupuk. Ada keahlian baru, ada martabat baru yang tumbuh bersama program ini,” tambah Ery.
PHE ONWJ berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat sampai mandiri. Mulai dari standarisasi produk, pengemasan, hingga perizinan agar pemasaran lebih luas.
“Program TJSL yang berhasil adalah program yang bisa meninggalkan jejak kemanfaatan kelak, karena masyarakatnya sudah mandiri dan sejahtera,” tutup Ery.(asy)



