
radarkarawang.id – Proyek rehabilitasi saluran sekunder dikeluhkan petani, lantaran pasokan air ke sawah terganggu. Hal ini terjadi di jaringan irigasi saluran sekunder Tapen hingga saluran sekunder Jatiragas di Kecamatan Jatisari.
Diketahui pekerjaan ini merupakan program dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Citarum dan dikerjakan oleh rekanan pelaksana PT Putera Kencana.
Kepala Desa Cicinde Utara Ajat Sudrajat mengatakan, bahwa para petani di wilayahnya mulai kesulitan mendapatkan air karena aliran irigasi terganggu oleh tumpukan tanah hasil galian proyek yang belum dibersihkan.
“Gundukan tanah dari hasil galian masih menumpuk di saluran irigasi. Ini menghambat aliran air dan menyebabkan debit air ke sawah berkurang drastis,” katanya, Jumat (3/10).
Kondisi ini berdampak pada sejumlah desa, di antaranya Desa Jatibaru dan Jatiwangi di Kecamatan Jatisari, serta Cicinde Utara, Cicinde Selatan, dan Pamekaran di Kecamatan Banyusari.
Sejumlah petani bahkan mendatangi lokasi proyek di sekitar pintu air Desa Jatiwangi untuk menyampaikan protes langsung kepada pihak pelaksana. Mereka menuntut agar pekerjaan segera dirapikan agar saluran air kembali normal.
Salah satu petani yang enggan disebutkan namanya itu mengaku resah dengan kondisi ini, terlebih saat ini merupakan masa tanam yang sangat membutuhkan pasokan air. “Air yang biasanya lancar sekarang tersendat. Kalau terus begini, sawah kami terancam gagal panen. Kami minta pelaksana proyek segera bertindak,”tegasnya.
Para petani berharap instansi terkait turun tangan untuk memastikan proyek berjalan tanpa mengorbankan kebutuhan dasar warga, terutama air untuk pertanian yang menjadi sumber penghidupan utama masyarakat setempat. (zal)