Uncategorized

Irigasi Karangligar Jadi Tempat Sampah

SAMPAH: Irigasi Dusun Pangasinan dipenuhi sampah.

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Tumpukan sampah yang tersangkut kawat penahan sampah mengambang di saluran irigasi Dusun Pangasinan, Desa Karanglinggar, Kecamatan telukjambe Barat. Kebiasaan buruk warga membuang sampah ke saluran irigasi sudah terjadi beberapa tahun, namun sampai saat ini masih belum bisa diatasi.

Warga setempat, Soleh mengatakan, sampah tersebut bukan dari warga Dusun Pangasinan, melainkan dari warga dusun lain di hilir. Penuturanya, warga setempat telah membuat jaring untuk mempermudah pengangkutan sampah yang hanyut di saluran irigasi tersebut. Meski demikian, setiap tumpukan sampah diangkut, tak lama datang sampah-sampah lainnya. “Suka ada yang angkat pakai mobil, diangkat ada lagi, ada lagi. Kalau warga sini mah sampahnya dibakar,” tuturnya kepada Radar Karawang.

RT setempat, Tajudin mengiyakan sampah-sampah tersebut diangkut secara berkala oleh Dinas Sumber Daya Air Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sayangnya sampah itu pada akhirnya hanya disimpan di tepian irigasi. Ia mengaku telah mempertanyakan masalah ini ke pemerintahan desa, namun sampai saat ini belum ada tindakan pasti. “Ya paling sesekali diangkut pakai cator, terus dibawa gak tahu kemana. Ini kalau hujan air naik banjir ke warga,” katanya.

Kepala Dusun Pangasinan Darmo mengatakan, dia tidak ingin menuduh atau saling menyalahkan perihal sampah tersebut. Menurutnya tidak ada yang melihat siapa yang buang sampah. Sampah sebanyak itu bukan hasil pembuangan sekaligus, melainkan sedikit demi sedikit. “Ya namanya kehidupan kan ya, gak kerasa buang sampah misalnya sampai naik motor, satu-satu akhirnya menumpuk,” ujarnya.

Dia mengatakan, sampah sebanyak itu tidak mungkin berasal dari warganya yang hanya menghasilkan sedikit sampah rumah tangga, karena jumlah penduduk yang tidak terlalu padat, serta tidak ada home industri di dusun tersebut. Warga lebih terbiasa membakar langsung sampahnya ketimbang membuang ke saluran irigasi. Ia curiga sampah-sampah tersebut berasal dari warga luar dusun yang kerap lewat dengan kendaraan, untuk membuang sampah ke saluran irigasi. “Ya mungkin namanya masing-masing pola pemikiran, ya kadang gak kerasa tadi, buang sedikit-sedikit, tidak sadar akhirnya meunumpuk,” terangnya.

Ia mengatakan, tahun lalu telah ada tawaran dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk pengadaan bak sampah di pinggir saluran irigasi atau di pinggir jalan. Namun tawaran itu tidak diterima oleh warga, dengan pertimbangan khawatir hal tersebut hanya akan menambah jumlah sampah dari warga lain. Menurutnya pihak desa telah menyediakan bak-bak sampah di beberapa titik, di antaranya di tiap halaman belakang sekolah. “Biasanya itu sampah di bak itu dibakar, sebenarnya itupun tidak banyak. Pengalaman saya, kalau ada bak sampah, itu sampahnya bukan dari warga sini saja, tapi tiap malam ada yang datang (warga luar dusun) membuang sampah,” paparnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button