Istri Gus Dur Sampaikan Pesan Toleransi Beragama
PURWAKARTA, RAKA – Istri Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid, Dra Hj Sinta Nuriyah Wahid, M.Hum, mengunjungi Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta, Sabtu (11/5). Kedatangan mantan Ibu Negara ini disambut Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin DR KH Abun Bunyamin MA beserta ratusan santri pesantren modern itu.
Lawatan Sinta ke Purwakarta sejatinya dalam rangka roadshow sahur dan buka puasa bersama warga di Aula Desa Wanasari, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta. Namun, beliau menyempatkan silaturahmi ke Al-Muhajirin.
Di ponpes tersebut, Sinta menyuarakan toleransi di hadapan ratusan santri putri. Dirinya menyebutkan, Indonesia tak bisa lepas dari keragaman. “Ini sesuai dengan semboyan bhineka tunggal ika,” ujarnya.
Karena itu pula, masyarakat Indonesia harus mengutamakan toleransi dan saling menghargai. “Tidak boleh saling fitnah, gontok-gontokan, saling hujat,” katanya.
Dijelaskannya, bulan Suci Ramadan adalah momen toleransi. “Itu pula sebabnya setiap Ramadan, pada malam hari menjelang sahur, saya suka keliling ke pasar, terminal atau stasiun,” ujarnya.
Tujuannya, kata Sinta, untuk sahur bersama kaum duafa. “Ini sudah saya lakukan sejak 20 tahun lalu. Sahur bersama kuli bangunan, tukang becak, dan lainnya. Dan ini pula yang menjadi kebiasaan Almarhum Gus Dur,” ucapnya.
Lebih lanjut Sinta mengatakan, sahur keliling mau pun buka puasa bersama mengandung nilai-nilai silaturahmi. “Saya juga bisa saling berbagi kebahagiaan dan pengalaman bersama mereka (kaum duafa),” kata Sinta.
Sementara itu, KH Abun Bunyamin, pesantren merupakan habitat dan bagian dari kehidupan Sinta Nuriyah. “Karena itu, setiap kunjungan ke suatu daerah pasti menyempatkan ke pesantren,” ujarnya.
Nilai-nilai toleransi yang disampaikan, kata KH Abun, adalah bagian dari ajaran Islam. “Ini seperti yang disampaikan Baginda Rasulullah SAW. Bahwa kita dianjurkan, diperintahkan, bahkan diberikan contoh bagaimana semestinya kita berdampingan dengan orang yang beda keyakinan,” kata KH Abun. (gan)