Jadi Kepala Puskesmas Sekaligus Ibu Rumah Tangga, Alhamdulillah Anak-anak Tidak Protes
KARAWANG, RAKA – Menjadi ibu rumah tangga sekaligus kepala Puskesmas, tentu tidak mudah. Namun, hal tersebut tidak mudah. Waktu, tenaga dan pikiran pasti bakal bercabang. Tapi, jika dilakukan dengan baik, tidak akan jadi persoalan bahkan bisa menghasilkan prestasi.
Hal ini dialami Nur Khoiriyah, Kepala Puskesmas Klari. Menurutnya, sebagai seorang perempuan harus dapat memiliki sumber daya dan karya. Ia menjadi ASN sejak tahun 1989. Awal mula sebelum menjadi kepala puskesmas, ia telah bekerja sebagai bidan di Kalimantan. Kemudian mengikuti suami, akhirnya berpindah tugas di Karawang. Selanjutnya di tahun 2015 hingga 2018 bertugas di Dinas Kesehatan. Sebelum di Klari, ia pernah menjadi Kepala Puskesmas Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat. “Kalau kita kan perempuan jadi harus memiliki diri kita sendiri. Harus punya sumber daya dan karya. Saya jadi ASN dari tahun 1989. Alhamdulillah sekarang saya diberikan kepercayaan oleh pimpinan untuk memimpin Puskesmas Klari,” imbuhnya.
Ia melanjutkan, tidak mengalami kesulitan untuk membagi waktu antara sebagai ibu rumah tangga dengan pekerjaan. Ia diberikan nasehat oleh sang ibu, mengurus pekerjaan rumah harus dilakukan dengan mandiri. Ia juga ingin memperlihatkan kepada anak jika perempuan dapat berkontribusi dalam pembangunan negara dan akhlak. “Saya diajarin ibu saya simpel aja hidup itu, intinya bisa mengatur job. Tapi untuk membersihkan rumah kita harus sendiri. Alhamdulillah anak saya tidak protes, justru ingin memperlihatkan bahwa perempuan harus berdaya guna dan berkontribusi dalam pembangunan baik negara maupun akhlak,” terangnya.
Hal ini terbukti, Nur telah berhasil membawa puskesmas memperoleh beberapa penghargaan. Pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas), Rabu (29/6) memperoleh penghargaan juara utama kategori puskesmas dengan capaian pelayanan NJP terbanyak di Kabupaten Karawang. Prestasi ini buah kerja kerasnya bersama tim. Pertama kali melakukan maping di pasangan usia subur. Kemudian membentuk tim puskesmas dan kader. Selanjutnya koordinasi dengan PLKB. “Alhamdulillah kami mendapat penghargaan puskesmas dengan capaian pelayanan NJP terbanyak di Kabupaten Karawang. Intinya kita maping dulu ya sebelum pembentukan tim kemudian melakukan koordinasi,” ujarnya.
Ia menambahkan, keluarga berencana (KB) berperan penting untuk mencegah ledakan jumlah penduduk. Selain itu untuk mengatur jarak kehamilan. Adapula untuk memperbaiki kesehatan reproduksi wanita. Saat memberikan pemahaman kepada masyarakat perihal KB ia mengakui bahwa diperlukan waktu yang intens. “Kami memandang dari sudut kesehatan, jika ibu tidak merencakan jarak kehamilan 2 hingga 3 tahun sepertinya masuk dalam kekerasan terhadap perempuan. Dengan KB kita menyehatkan dulu reproduksi ibunya,” pungkasnya. (nad)