KARAWANG

Jadi Relawan Panggilan Hati

RELAWAN BANK SAMPAH: Sejumlah relawan yang tergabung dalam Latanza Cikampek bekerja ikhlas.

Latanza Fokus Tangani Sampah

KARAWANG, RAKA – Sesuatu yang datangnya dari hati sulit untuk diungkapkan namun bisa dibuktikan dengan tindakan. Begitupun para relawan bank sampah Latanza Cikampek, kegiatan sosial yang mereka lakukan semata panggilan hati untuk lebih peduli terhadao lingkungan. “Secara tiba-tiba saja terenyuh, kayaknya harus ikut deh,” ungkap Bella Fitria (18), Kamis (9/7).

Bella baru satu tahun ini menjadi relawan bank sampah Latanza, hal itu bermula saat ia mengikuti kegiata World Clean Up Day di Cikampek beberapa tahun silam. Ia mengaku terpanggil karena kerap melihat banyaknya sampah liar di Karawang tak terkecuali di Cikampek. “Misalkan di pinggir-pinggir jalan banyak sampah yang menggunduk pakai karung, kardus,” tuturnya.

Gadis manis yang baru saja menjadi mahasiswa psikologi ini berpendapat, banyak kepedulian terhadap lingkungan khususnya sampah kembali kepada pribadi masing-masing. Hal apapun jika tidak dikerjakan dengan hati tidak akan bisa, apalagi jika dipaksakan. Namun dengan aksi yang mereka lakukan, sedikitnya bisa mencontohkan dan menimbulkan kesadaran bagi masyarakat. Hal ini terbukti suatu ketika masyarakat umum mengikuti kegiatan Latanza, dan dengan sendirinya masyarakat tersebut menegur orang yang buang sampah sembarangan.

Relawan lainnya, Reza Firmansyah (21) juga baru satu tahun ini bergabung dengan bank sampah Latanza. Ia sendiri melihat kegiatan Latanza berdampak baik bagi lingkungan, dan itulah sebab ia memutuskan untuk turut serta. Menjadi pegiat lingkungan nampaknya sudah menjadi pasion bagi mahasiswa pendidikan jasmani ini, sebab sebelumnya ia pun tergabung dalam komunitas pendaki.

Bagi Reza, bisa membantu masyarakat untuk bergerak demi lingkungan yang lebih baik adalah kesan yang menyenangkan. Dengan kegiatan mereka, sedikitnya juga bisa berkontribusi membantu pemerintah menangani permasalahan sampah. Ia tidak memungkiri ada saja cerita tidak menyenangakan, misalnya mereka ingin memanfaatan lahan untuk bank sampah namun belum sepenuhnya warga menyetujui. “Jangan buang sampah sembarangan, mulailah dari hal kecil, kalau bukan dari kita kan siapa lagi,” pesannya.

Salah satu relawan termuda, Rahman Endarto (17) mengatakan, banyak manfaat yang didapat dengan menjadi relawan Latanza. Secara pribadi ia merasa lebih disiplin untuk menjaga lingkungan, dengan tidak membuang kebiasaan membuang sampah sembarangan. Siswa kelas 2 SMK ini bercerita kerap melihat teman-temannya abai terhadap masalah sampah, tak heran jika kantin sekolah misalnya berceceran sampah. Perlahan ia mencoba memberi edukasi dan mencontohkan, bahkan dengan pengalamannya di Latanza saat ini, ia dipercaya menjadi direktur bank sampah di sekolahnya. “Misalkan kalau ada sampah sembarangan saya ambil, saya buang ke tempat sampah,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Bank Sampah Latanza Iis Sugianti mengatakan, saat ini terdapat 10 relawan inti. Namun dalam suatu kegiatan yang mereka adakan banyak pula relawan dari berbagai komunitas atau elemen masyarakat lainnya. Tidak ada paksaan bagi mereka untuk menjadi relawan, semuanya berdasarkan kesadaran dan panggilan hati masing-masing. “Setiap saya melakukan kegiatan saya tidak pernah lupa untuk berterima kasih,” pungkas wanita yang akrab disapa Jois ini. (din)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button