Uncategorized

Janda Miskin Luput Bantuan

MENDERITA: Karmi (60) bersama dua anaknya di depan rumah sederhana Dusun Sukajaya, Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta. Mereka hidup miskin namun luput bantuan dari pemerintah.

Anak Pertama Cacat Mental, Kedua Depresi

JAYAKERTA, RAKA – Hidup di lumbung padi, daerah industri serta sumber minyak, tidak membuat masyarakatnya bergelimang harta. Masih banyak yang berada di bawah garis kemiskinan.

Karmi (60) warga Dusun Sukajaya, Desa Kemiri, seorang janda tua memiliki tiga anak yang hidup serba kekurangan. Kamri mengaku anak paling tua, Herni sampai saat ini menderita cacat mental sejak usia 17 bulan, karena penyakit panas yang tidak segera diobati karena tidak memiliki biaya. Kemudian anak kedua, Nurdin sudah beberapa tahun mengalami depresi akibat bercerai dengan istrinya. Adapun untuk anak bungsunya, Ahmad saat ini bekerja di salah satu counter. Anehnya, meski Karmi dan keluarganya hidup penuh dengan kekurangan, mereka sebatas mendapat bantuan beras dari pemerintah tapi tidak pernah menerima bantuan berupa jaminan kesehatan. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, terkadang dia utang ke salah satu warung. “Dari dulu juga gak ada bantuan apa-apa, paling dapet beras sebulan sekali,” jelasnya kepada Radar Karawang, Kamis (10/10).

Semenjak ditinggal suami, lanjut Karmi atau sering disapa Ami, kehidupannya semakin menderita akibat tidak ada yang mencari nafkah, untuk keperluaan sehari-hari. Apalagi ditambah dua anaknya yang kurang sehat. Dia mengaku setiap hari sebatas mengurus kedua anaknya, sebab kalau ditinggalkan khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan. “Anak yang nomor dua sering mengamuk sendiri di rumah,” katanya.

Ahmad (20) anak bungsu Ami, mengaku setiap hari bekerja di salah satu counter dengan gaji harian sebesar Rp30 ribu sampai Rp40 ribu. Walaupun dirinya tidur di tempat kerja, namun Ahmad selalu menyepatkan pulang setiap hari untuk memberikan uang hasil kerjanya kepada ibunya. Dia mengaku baru dua bulan bekerja di salah satu counter dengan maksud membantu keluarganya. “Sekarang kalau bukan dari saya, nanti kebutuhan keluarga dari siapa,” katanya.

Gunawan, sekretaris Desa Kemiri mengatakan, untuk saat ini keluarga Ami tidak tergolong keluaraga yang mendapatkan Program Keluarga Harapan, sebab data yang ada saat ini masih mengacu pada data tahun-tahun sebelumnya. Namun, pihak desa sudah mengajukan data yang terbaru untuk masyarakat yang akan mendapatkan PKH kedepan. “Insya Allah sekarang tepat sasaran untuk yang mendapatkan program PKH,” katanya.

Budiman Achmad, camat Jayakerta membenarkan kondisi yang dialami kelaurga Karmi, terutama kedua anaknya yang kurang normal begitu memprihatinkan. Bahkan tidak terdaftar dalam program PKH maupun jaminan kesehatan. Setelah mengetahui kondisi keluarga Karmi, Budiman akan mendorong untuk membuatkan jaminan kesehatan berupa BPJS. “Tapi terbentur dengan administrasi kependudukannya, kita buatkan KTP dan KK, karena mereka belum memiliki KTP terutama yang perempuannya, terus pihak desa belum memfasilitasi,” pungkasnya. (mra)

Related Articles

Back to top button