Jangan Asal Pasang Kawat Gigi

Serahkan Kepada Ahlinya
KARAWANG, RAKA – Kawat gigi memang membantu merapikan susunan gini, hal ini juga bertujuan untuk mengembalikan fungsi gigi agar lebih optimal. Namun tak jarang ada saja masyarakat yang memasang kawat gigi hanya sekadar untuk bergaya atau mengikuti tren. “Kalau kita mau pakai kawat, kita melihat dulu bagaimana fungsi yang sebenarnya, tujuannya apa sih?” ucap drg. Ida Zulrasyida, Selasa (14/7).
Dokter yang berpraktek di Puskesmas Telukjambe ini menyampaikan, fungsi pemasangan kawat gigi salah satunya adalah mengoptimalkan pengunyahan. Gigi yang tidak rata, misalkan graham yang tidak pada tempatnya akan membuat seseorang sulit mengunyah. Begitupun dengan gigi tonggos, posisi gigi atas dengan gigi bawah yang tidak bertemu saat menggigit akan terasa menyulitkan. Di samping itu pemasangan kawat gigi juga memang mempertimbangkan sisi estetis.
Ia menjelaskan, cara kerja kawat gigi adalah mengaktivasi seluruh gigi hingga ke akar untuk bergerak dengan dengan adanya kawat dan bracket yang terpasang pada gigi. Kawat gigi modern saat ini memang cenderung lebih mahal namun prosesnya lebih cepat. Pasien hanya perlu mengganti karet bracket secara berkala. Memasang kawat gigi tidak boleh sembarangan dan mesti dilakukan oleh ahlinya dalam hal ini tenaga medis. Banyak hal yang perlu diperhatikan sebelum memasang kawat gigi, misalnya kebersihan gigi dan memastikan kondisi gigi bersih. “Misalnya kalau ada lubang ditambal dulu, kalau ada karang gigi mesti dibersihkan, karena bagaimanapun sesuatu benda asing yang masuk ke dalam mulut itu akan berpengaruh terhadap bakteri yang ada dalam mulut itu sendiri,” paparnya.
Sebab itulah, setelah memasang kawat gigi pasien mesti benar-benar menjaga kebersihan dan kesehatan mulutnya. Ida menyarankan untuk menggunakan sikat gigi khusus saat dalam masa pemakaian kawat gigi. Selain itu juga tidak diperkenankan mengkonsumsi makanan yang terlalu keras melainkan dianjurkan mengkonsumsi makanan yang lunak. Hal ini karena proses penarikan gigi oleh kawat setidaknya akan menimbulkan rasa sakit atau ngilu. “Harus diperhatikan juga oklusi (gigitan)-nya, ada yang gigitannya berpelatuk bukan dengan gigi dengan gigi tapi gigi dengan gusi, nah itu bisa terjadi kelainan sendi dan sebagainya, dan hal seperti itu harus diserahkan kepada ahlinya yaitu dokter spesialis bedah mulut,” jelasnya.
Masih dikatakannya, ada tiga hal yang mempengaruhi susunan gigi seseorang menjadi tidak rata atau kurang sesuai. Pertama ialah kebiasaan saat balita menghisap jempol yang biasanya akan menyababkan barisan gigi atas lebih kedepan. Kedua adalah faktor anatomi mulut dimana perkembangan rahang tidak optimal karena saat kecil tidak dibiasakan untuk mengunyah. Ketiga adalah faktor keturunan dimana seperti bentuk rahang yang lebar atau kecil turun temurun.
Jika pemasangan kawat gigi tidak dilakukan dengan benar maka kemungkinan akan menyebabkan perubahan sendi tulang rahang atas dan rahang bawah. Dampak ini bisa saja tidak langsung terasa namun baru akan dialami dalam jangka waktu panjang. “Ketika kawat gigi dipasang itu diolesi oleh asam untuk melekatkan kawat gigi, otomatis emailnya jadi rapuh, itu bahayanya, jadi kalau giginya sudah bagus jangan dimacam-macami lah, apalagi cuma sekadar gaya misal karena suka warna-warnanya,” pungkasnya. (din)