Jasad Korban Tidak Utuh
PAKISJAYA, RAKA – Pencarian korban hari kedua jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 yang dilakukan tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, serta Kementerian Perhubungan, kembali membuahkan hasil. Tim gabungan berhasil menemukan serpihan pesawat serta bagian tubuh korban yang sudah tidak utuh.
Pantauan Radar Karawang di lapangan, Selasa (30/10), selain beberapa perahu karet dan kapal lainnya, tim gabungan juga menurunkan regu penyelam, paralayang, hingga helikopter untuk membantu pencarian korban ataupun badan pesawat. Mereka bergerak sejak pukul 08.00 WIB.
Mayor Marinir Kurnia Hendra mengatakan, Satgas TNI AL menurunkan 4 tim dan 4 perahu karet menuju titik kecelakaan pesawat. Di sana petugas melebar mencari puing-puing atau potongan jenazah. Tepat pukul 10.30, tim pertama membawa bagian tubuh korban yang sudah tidak utuh. “Di susul tim kedua sampai dengan pukul 11.30 semua tim kami merapat ke posko dengan membawa potongan jenazah dan serpihan pesawat,” ujarnya kepada wartawan.
Selanjutnya, penemuan korban dan serpihan sudah melebar sekitar 2 hingga 4 kilometer dari titik yang diperkirakan jatuhnya pesawat. “Kita di sini sebagai koordinator lapangan, yang selanjutnya kantong-kantong jenazah dan serpihan pesawat dibawa ke posko pusat (Tanjungpriok),” ucapnya.
Sedangkan untuk bagian tubuh korban belum bisa diidentifikasi, karena menurutnya hal tersebut di luar ranah tim evakuasi. Jasad korban maupun serpihan pesawat yang berhasil dievakuasi, seluruhnya langsung diserahkan ke posko utama. Diakuinya pula, tak ada kesulitan berarti karena cuaca juga cerah dan jarak pandang yang terjangkau. “Seluruhnya dikembalikan melalui jalur laut, karena jalur darat terlalu lama,” pungkasnya.
Hingga sore kemarin, tim gabungan berhasil mengevakuasi 28 kantong jenazah yang dikirim ke posko utama di Tanjungpriok Jakarta Utara. Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto di Pantai Tanjungpakis mengatakan, pihaknya bersama Kasdam Siliwangi melakukan patroli ke lokasi yang diperkirakan tempat jatuhnya pesawat Lion Air JT-610. Berdasarkan pantauannya, ada 30 lebih rubber boat, speed boat, termasuk kapal besar dari Kementerian Perhubungan, Basarnas, TNI dan Polri.
Dikatakannya, pukul 09.00 pagi kemarin, rubber boat melakukan sweeping dan menemukan bagian tubuh korban yang sudah tidak utuh. Para petugas kemudianmemasukkannya ke kantong jenazah untuk dibawa ke kapal dan diantarkan ke poskopusat di Tanjungpriok. Selanjutnya dikirim ke RS Polri Kramat Djati untuk diidentifikasi oleh Tim DVI Polri.
Sementara dari udara, pihaknya bergerak ke pesisir Pakis. Selain petugas gabungan kata kapolda, para nelayan ikut serta dalam melakukan pencarian korban. “Banyak para nelayan yang turut membantu pencarian serpihan pesawat dan yang diduga bagian tubuh korban. Namun belum ada hasil,” katanya.
Sementara saat melakukan penyisiran melalui jalur air, pihaknya bergabung dengan tim yang tengah melakukan pencairan di lokasi. Para petugas tersebut melakukan pencarian di bagian permukaan sejak hari pertama. Sedangkan para penyelam, menerapkan standar operasional penyelaman. “Selesainya (penyelaman) nanti jam 17.00. Kalau pencarian di permukaan terus dilakukan 24 jam,” paparnya.
Selain itu, tim pencarian korban juga menggunakan peralatan sonar yang dinilai lebih canggih. Dia berharap para korban segera ditemukan. “Mudah-mudahan cepat ditemukan. Seiring dengan berjalannya waktu, lumpur juga mudah-mudahan bisa mengendap kembali dan memudahkan tim dalam melakukan pencarian,” sambung perwira Polri bintang dua ini.
Agung juga menambahkan, cuaca bukan suatu halangan bagi tim, meskipun tidak bisa diperkirakan. Seperti hujan yang turun pagi kemarin. “Untuk sementara ada 20 kantong jenazah (hingga sore jumlahnya bertambah menjadi 28 kantong) yang sudah ditemukan dan langsung dikirim ke Tanjungpriok dan selanjutnya diserahkan ke RS Polri untuk diidentifikasi,” pungkasnya.
Sementara itu, pihak Jasa Raharja memastikan, para penumpang pesawat nahas tersebut akan mendapatkan santunan. Direktur Utama Jasa Raharja Budi Rahardjo mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Basarnas, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan Pihak Lion Air, serta hadir di Crisis Center untuk memastikan keterjaminan para penumpang.
Berdasarkan UU No 33 dan PMK No. 15 tahun 2017, Jasa Raharja berkewajiban menyerahkan hak santunan sebesar Rp 50 juta, sementara korban luka-luka berkewajiban menyerahkan biaya perawatan maksimum Rp 25 juta.
Kepala Perwakilan Jasa Raharja Karawang Fredy Ransoen yang ditemui di Pantai Tanjungpakis mengatakan, pihaknya berusaha melakukan jemput bola. Fredy juga mengatakan, untuk memberikan jaminan perlindungan, pihaknya membuka posko di Rengasdengklok-Tanjungpakis.
Sementara pihak Lion Air sendiri, sejak hari pertama kejadian langsung membuka layanan crisis center. Corporate Communication Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan, pihaknya telah mendatangkan keluarga korban dari berbagai daerah ke Jakarta. Untuk memudahkan mobilitas, mereka diinapkan di salah satu hotel di kawasan Cawang. (rok)