Jelajah Daratan Karawang yang Hilang

SIAPA SANGGUP: Seorang pengendara motor melintasi pesisir pantai Dusun Mekarjaya, Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya. Jika tidak sanggup melewati jalan itu, lebih baik mundur. Karena selain pasir bercampur puing bangunan, jalan tersebut juga sempit dan hanya bisa dilintasi oleh kendaraan roda dua.
Jalan jadi Jalur ‘Offroad’
CIBUAYA, RAKA – Berbeda dengan masyarakat daerah lainnya di Kabupaten Karawang yang sedang menanti pembangunan infrastruktur. Di pesisir Cibuaya justru sebaliknya. Jangankan berharap pembangunan, bisa selamat dari abrasi pun sudah beruntung.
Jalan yang yang dulu membentang, kini sudah berubah bak arena “offroad” yang dihiasi puing-puing bekas bangunan rumah. Dusun Mekarjaya, daerah pembatas antara Desa Cemarajaya dengan Desa Sedari di Kecamatan Cibuaya, kini menjadi daerah terpencil. Akses jalan menuju dusun tersebut sangat sulit, karena harus melewati puing bangunan rumah yang habis dihantam ombak.
Belum lagi para pengendara harus melewati bibir pantai dan pembatas tambak. Meski berkendara di atas pasir, bagi sejumlah warga Dusun Mekarjaya sudah menjadi hal biasa. Berbeda dengan warga daerah lainnya. Pengguna jalan di sana harus rela jatuh bangun karena medannya yang begitu ekstrem dan licin. Apalagi saat musim penghujan.
Tarkim (39), warga Dusun Mekarjaya mengatakan, kondisi jalan rusak bahkan sebagian sudah hilang akibat abrasi, membuat kendaraan roda empat tidak bisa masuk. Akibatnya akses kesehatan, pendidikan maupun perekonomian sulit ditempuh. “Saya sudah mikirin gimana nanti bawa istri saya untuk lahiran, karena sekarang sudah bulannya (sembilan bulan),” jelasnya kepada Radar Karawang.
Tidak hanya itu, lanjut Tarkim, saat renovasi rumah juga harus membawa barang bangunan seperti kusen, bata dan sebagainya menggunakan sepeda motor. Sementara perbaikan jalan menuju Dusun Mekarjaya sudah beberapa kali dilakukan, hanya saja lagi-lagi rusak karena abrasi. “Terakhir perbaikan jalan kalau tidak salah akhir tahun 2010-an, itupun cuma pengerasan pakai batu kapur,” kata mantan ketua RT di Dusun Mekarjaya itu.
Menurutnya, selama ini belum ada pemerintah daerah maupun anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang menginjakkan kakinya di Dusun Mekarjaya, meninjau langsung kondisi infrastruktur maupun kehidupan warga.
Padahal pascakebocoran minyak Pertamina di laut Karawang, kantor Desa Cemarajaya sempat didatangi Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, bahkan pemerintah pusat dan beberapa anggota DPR. “Saya berharap bupati bisa datang langsung ke lokasi, supaya tahu sendiri bagaimana jalan ke Dusun Mekarjaya,” katanya.
Warga lainnya, Sudira (43) mengatakan, pembangunan jalan di pesisir Pantai Cemarajaya, khususnya akses jalan menuju Dusun Mekarjaya, akan sia-sia jika tidak dilakukan penanganan abarasi terlebih dulu seperti membuat bendungan di sepanjang garis pantai. “Seharusnya dilakukan pengedaman (bendungan) dulu, baru jalannya diperbaiki. Soalnya sudah beberapa kali jalan ini diperbaiki, tapi tetap saja rusak lagi,” katanya.
Bambang (49), warga Tegalasem, mengaku kerap jatuh dari motor saat melintasi jalur perbatasan Desa Cemarajaya-Desa Sedari. Bahkan kalau hujan, dirinya tidak berani menggunakan jalan pesisir pantai, meski jaraknya lebih dekat. “Kalau hujan saya memilih jalan lain walaupun jaraknya lebih jauh. Soalnya pasti kalau lewat tambak atau pesisir resikonya lebih tinggi,” katanya.
Kepala Desa Cemarajaya Yong Lim Supardi mengakui, akses jalan menuju Dusun Mekarjaya sudah tidak bisa dilalui mobil, bahkan pengguna motor saja harus melalui pinggiran empang dan pesisir pantai. Dia mengaku sedang mencari jalan keluar untuk pengerasan jalan menuju Dusun Mekarjaya.
Bukan perkara mudah bagi pemerintahan desa memperbaiki infrastruktur jalan di dusun terpencil yang dihuni sekitar 50 kepala keluarga tersebut. Jaraknya mencapai 3 kilometer dari kantor Desa Cemarajaya. “Jalan dari Dusun Pisangan ke Dusun Mekarjaya sekitar 500 meter dan jalannya itu hampir rusak semua,” pungkasnya. (mra)