KARAWANG, RAKA – Dua kali didemo oleh serikat tani terkait kelangkaan pupuk bersubsidi, Kepala Dinas Pertanian Karawang Hanafi memastikan jika ketersediaan pupuk hingga akhir tahun ini aman.
Hanafi menuturkan, terjadinya kelangkaan pupuk di Karawang terjadi karena kebutuhan pupuk urea yang diusulkan petani sesuai dengan eRDKK, yaitu sebanyak 56 ribu ton. Sedangkan kuota pupuk subsidi yang diberikan oleh Pemerintah Pusat hanya 38 ribu ton.
Dikatakan dia, dengan dosis yang dianjurkan oleh Kementerian Pertanian yaitu 200 kg per satu hektare sawah, seharusnya kebutuhan pupuk di Karawang sudah cukup. Karena areal sawah di Karawang seluas 190 ribu hektare. Jika dua kali musim tanam, maka kebutuhan pupuk sebanyak 38 ribu ton sesuai dengan kuota yang diberikan pemerintah.
“Tapi kita biasanya lebih. Satu hektare sawah dikasih 300 kg bahkan lebih,” tuturnya.
Hanafi mengatakan, pihaknya sudah meminta tambahan kuota pupuk untuk para petani di Karawang. Berdasarkan informasi dari Kementerian Pertanian, Keputusan Menteri Keuangan sudah memberikan tambahan kuota pupuk. Tambahan kuota pupuk ini sudah turun pada tanggal 21 September lalu.
Untuk itu, lanjut dia, saat ini pihaknya masih menunggu SK menteri untuk kuota tambahan masing-masing provinsi. Setelah itu, provinsi akan membagikan ke masing-masing daerah.
“Diperkirakan minggu sekarang bisa disalurkan. Ketersediaan pupuk sampai akhir tahun aman,” paparnya.
Sebelumnya, Ketua Serikat Tani Karawang (Setakar) Deden Sopyan mengatakan, tuntutan dari aksi yang dilakukannya ialah meminta agar Pemerintah Kabupaten Karawang segera mendistribusikan pupuk untuk musim tanam berikutnya. Pemda diminta agar bisa menjamin kesediaan pupuk untuk para petani di Karawang. Karena pada saat musim tanam kemarin, para petani sulit mendapatkan pupuk saat usia padi sudah satu bulan.
“Pemda harus bisa menjamin ketersediaan pupuk untuk para petani di Karawang. Segera distribusikan pupuk untuk musim tanam berikutnya,” ujar Deden. (nce)