Uncategorized

Jompo Miskin Luput Bantuan

Duda Tua Kelaparan, Janda tak Dapat Beras

JAYAKERTA, RAKA – Hidup di rumah tidak layak huni, tidak serta merta mendapatkan Bantuan Pemerintah Non Tunai (BPNT). Buktinya Jamhuri (50), duda warga Karajan, Desa Kemiri, Kecamatan Jayakerta, mengatakan hidup seorang diri di rumah yang tidak layak huni. Namun dia tetap bertahan karena tidak punya lahan untuk membangun rumah, dan tidak bukan termasuk warga miskin penerima BPNT. “Gimana mau bikin rumah, lahan saja tidak punya,” jelasnya kepada Radar Karawang, Jumat (14/6).

Ia melanjutkan, kesehariannya hanya di rumah karena tidak punya pekerjaan tetap. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dia menerima panggilan warga yang ingin diurut. Itupun tidak setiap hari. “Biaya hidup sehari-harinya hanya mengandalkan pemberian orang lain,” ungkapnya.

Karena miskin, kata Jamhuri, dia pernah tidak makan nasi dan hal tersebut sudah menjadi kebiasaannya. “Saya sering makan sayur kangkung liar yang diambil dari sawah dekat rumah,” katanya.

Dia juga pernah kelaparan lalu makan jambu, akhirnya sakit. “Obatnya pun makan daun jambu lagi,” katanya.

Jamhuri menyampaikan rumah yang ditempatinya sempat dimasuki anjing saat dirinya sedang salat. Bahkan sempat dijadikan tempat pacaran oleh para pemuda. “Disangkanya ini rumah kosong, jadi maklum ada orang masuk ke sini malam-malam,” katanya.

Hal serupa dikatakan Maunah (61) janda yang luput bantuan beras sembako dari pemerintah. Dia mengaku sudah lama tidak mendapatkan beras semabako. “Banyak orang yang punya suami mah dapat beras, tapi saya yang hidup sendiri malah tidak dapat,” katanya.

Nia Qurotulaini, Kasi Pemerintahan Desa Kemiri menyampaiakan, kriteria orang yang mendaptkan BPNT itu seharusnya untuk warga jompo atau keluarga tidak mampu. Namun pihaknya masih memproses kembali soal data masyarakat yang akan mendapatkan bantuan. “Insya Allah kedepan ada perubahan siapa saja yang mendapatkan bantuan,” pungkasnya. (cr4)

Related Articles

Back to top button