Juara MTQ Sejak MTs

CILAMAYA KULON, RAKA – Mengikuti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) sejak duduk di bangku MTs kelas 1. Juara bertahan tingkat Kabupaten Karawang selama delapan kali berturut-turut di berbagai cabang murottal tilawah anak-anak, tilawah remaja hingga Qiro’at Sab’ah Mujawwad atau dewasa, Irmayanti mengaku tetap rutin latihan dan mengolah suaranya.
“Alhamdulillah, ikut MTQ sejak MTs kelas 1 di usia 12 tahun, sampai sekarang usia 29 tahun. Piala tingkat kabupaten saja sekitar ada delapan dari berbagai tingkatan,” ucap peserta dari Kafilah Klari itu kepada Radar Karawang.
Menurutnya, meski puluhan tropi piala pernah dia dapatkan. Namun, untuk menjadi juara di tingkat kabupaten bukan hal yang mudah. Terlebih, peningkatan kualitas peserta dalam setiap tahun itu tidak sama.
Ia pun mengaku sering ikut serta dalam perhelatan MTQ tingkat provinsi, namun jarang berada di posisi puncak. Hanya saja, yang membuatnya dan keluarga bangga itu saat ia berhasil menyabet juara 1 nasional di Kendari. “Pernah juara nasional cabang murottal tahun 2006 di Kendari,” akunya.
Untuk mencapai tingkat nasional saja, lanjut wanita jebolan pesantren Al Furqon Klari, ini lumayan memakan tenaga ekstra. Karena lawan yang dia hadapi bukan hanya peserta daerah, namun peserta yang memiliki keunggulannya masing-masing di tiap daerahnya. “Di tingkat provinsi saja, saingan kita lumayan berat. Karena bukan hanya anak daerah, tapi orang luar Karawang juga banyak,” ujarnya.
Adapun kiat khusus untuk menjadi juara, kata Irma, tidak ada yang secara khusus, hanya usaha dan berdoa. Ditambah dengan tes berlatih tarik suara, karena itu hal yang sangat penting. “Gak ada latihan khusus, cuma di rumah saja, itu juga kalau sempat. Apalagi saat ini aktivitasnya bertambah setelah ada dua anak-anak,” ungkapnya.
Wanita beranak dua ini juga berpesan ke para peserta yang masih belia, MTQ bukan untuk dijadikan ajang mencari materi, namun harus lebih dari itu, yaitu MTQ harus menjadi hiburan para ahlul Quran sekaligus untuk mensyiarkan agama Allah. “Tiada hari tanpa Alquran. Karena Alquran yang bisa membahagiakan kita, baik di dunia maupun di akhirat,” tandasnya.
Seorang juri MTQ KH Arifin Zaenudin, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peserta. Diantaranya yaitu bacaan ayat suci Alquran yang dilantunkan harus pashohah sesuai dengan kaidah bacaan. “Tajwid untuk tilawah, kalau untuk Qiroat ada riwayat Napi, Waros dan Kolun,” pungkasnya. (rok)