Jumlah Siswa per Kelas Jadi 40
KARAWANG, RAKA- Tahun ajaran baru 2024-2025 Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri memiliki jumlah 40 siswa per kelas. Jumlah ini dinilai terlalu banyak dan tidak sesuai dengan ketentuan yang sudah diatur pemerintah. Diduga dari penambahan ini, siswa baru di sejumlah sekolah swasta mengalami penurunan.
Berdasarkan pasal 24 Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017, ditentukan aturan mengenai jumlah peserta didik dalam satu rombel. Untuk SD, dalam satu kelas berjumlah paling sedikit 20 peserta didik dan paling banyak 28 peserta didik. Untuk SMP, dalam satu kelas berjumlah paling sedikit 20 peserta didik dan paling banyak 32 peserta didik. Berbeda di Karawang, jumlah siswa untuk SMP negeri maksimal 40 orang, hal ini pada aplikasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPBD) yang dibuat Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang beberapa waktu lalu.
Koordinator Tata Usaha SMPN 4 Kotabaru Agus mengatakan, tahun ajaran baru kali ini jumlah siswa baru bertambah dari pada tahun sebelumnya. Untuk tahun ini siswa baru berjumlah sebanyak 400 siswa-siswa yang dibagi menjadi 10 rombel atau kelas. “Tahun ini tambah satu kelas, karena tahun sebelumnya banyak sekali yang daftar, maka pihak sekolah di tahun ini mengajukan ke dinas pendidikan untuk penambahan satu kelas. Jadi sekarang ada 10 kelas dan per kelasnya berjumlah 40 siswa-siswi,” terangnya, Selasa (23/7).
Menurutnya, setiap SMPN di Kabupeten Karawang setiap kelasnya tentu diisi sebanyak 40 siswa-siswi, karena hal itu mengacu pada pendaftaran pada aplikasi PPBD yang dibuat oleh Disdik Kabupaten Karawang. “Kami mengacu pada aplikasi PPDB bahwa satu rombel jumlahnya 40 siswa. Nanti palingan dari dinas pendidikan meminta dispensasi ke kementerian agar setiap kelas 40 siswa, tidak 32 siswa,” terangnya, Selasa (23/7).
Sementara itu, Wakasek Kesiswaan SMPN 1 Jatisari Upu mengatakan, siswa baru tahun ini di SMPN 1 Jatisari berjumlah 440 yang dibagi menjadi 11 rombel atau kelas sehingga setiap kelasnya diisi sebanyak 40 siswa-siswi. “Kami dalam menetapkan setiap kelasnya 40 orang itu tidak sembarangan, kami mempunyai dasar dengan mengacu pada Perbup (peraturan bupati), jadi kami ada aturannya juga,”terangnya.
Upu menjelaskan, yang mendaftarkan ke sekolahannya tahun ini tidak terlalu banyak, karena di Kecamatan Jatisari sudah banyak SMP negeri dan swasta sehingga pihak sekolah pun tidak terlalu banyak membuang siswa yang tidak lulus. ” Sekarang sudah ada SMPN 2, SMP 3 dan SMP swasta sehingga yang daftar ke sini tidak terlalu banyak seperti dulu. Kalau dulu sebelum banyak SMP yang daftar ke sini banyak sekali,”tuturnya.
Karena penambahan jumlah siswa per kelas ini, diduga menjadi salah satu penyebab turunnya siswa baru di sejumlah sekolah swasta di Karawang. “Sekarang cuma satu kelas, biasanya dua kelas,” ujar guru di salah satu sekolah swasta di Telukjambe Timur yang meminta tidak ditulis namanya.
Salah satu penyebabnya, lanjutnya, diduga karena jumlah siswa baru di sekolah negeri saat ini mengalami penambahan. “Seharusnya 32 orang siswa per kelas, tapi sekarang di sekolah negeri 40 orang siswa per kelas,” ujarnya.
Terpisah, Kepala SMP Muhammadiyah Cikampek Wawan mengatakan, sebelum masuk sekolah siswa-siswi yang mendaftar ke sekolahnya sebanyak 165 orang. Namun, mungkin karena ada yang diterima di SMP negeri sehingga saat ini yang masuk sekolah sebanyak 153 orang. “Dari 153 siswa ini dibagi menjadi 4 rombel jadi setiap kelasnya lebih dari 32 siswa. Awalnya mau dibuat 5 rombel tapi ada siswa yang sudah daftar namun tidak jadi masuk ke kita,” terangnya.
Dia menjelaskan, 32 siswa pada setiap kelasnya tentu sangat ideal dalam proses pelajar mengajar, tetapi bagi sekolah swasta dengan bertambahnya jumlah kelas dengan disi 32 siswa tentu harus mengeluarkan biaya kembali, karena pihak sekolah harus menambah guru. “Kami dari operator sekolah sekarang sedang memasukan data siswa ke dapodik, seandainya dapodik itu jumlah siswa per kelasnya harus tidak lebih dari 32 siswa, maka kita akan merubah menjadi 5 kelas.
Menurutnya, dari semua siswa yang mendaftar SMP Muhammadiyah Cikampek, terdapat yang siswa yang sudah terdaftar di sekolah negeri, sehingga saat ini pihak sedang melakukan koordinasi dengan operator sekolah lain. “Jadi nanti akan kita cabut datanya dan nanti siswa itu tetap terdaftar menjadi siswa kami.
Alhamdulillah tahun ini jumlah yang mendaftar bertambah dari tahun sebelumnya, tahun sebelumnya hanya sebanyak 140 siswa dan alhamdulillah sekolah kami sekolah swasta yang palingan banyak siswa barunya se-komisariat,” tutupnya. (zal)