TEGALWARU, RAKA – Kecamatan Tegalwaru awalnya berencana menjadikan Kampung Waru, Desa Wargasetra, sebagai lokasi kampung santri. Namun kini mempunyai opsi baru, yakni Kampung Kadumungkus di Desa Cintawargi.
Perubahan ini disebut-sebut berdasarkan kesepakatan para tokoh masyarakat dan lembaga-lembaga terkait di lingkungan Kecamatan Tegalwaru. “Yang ke pelosok-pelosok lah, jangan terlalu kesini (pusat kecamatan), ya sudah dipilihlah itu,” terang Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Tegalwaru Dede Arif, Jumat (13/12).
Banyak pertimbangan dipilihnya Kadumungkus sebagai lokasi kampung santri. Pertama adanya sejarah bahwa di kampung tersebut pernah ada pesantren yang menelurkan para ustad yang saat ini telah memiliki pesantren di berbagai kota. Kedua, Kampung Kadumungkus letaknya strategis dekat dengan situs bersejarah yakni makam salah satu mantan Bupati Karawang. Selain itu, tak jauh dari Kampung Kadumungkus sudah terdapat kampung KB.
Pertimbanagn lainnya adalah secara sosialogis warga di Kampung Kadumungkus memang sejak dulu menjunjung tinggi nilai-nilai agamis. Warga setempat juga hidup rukun dan sederhana, mereka tak pernah merayakan hari-hari besar ataupun hajatan dengan kagiatan hura-hura, melainkan dengan syukuran sederhana sekedar berkumpul dan berdoa bersama. Keadaan sosiologis seperti inilah yang menurut Dede mendukung program-program yang nantinya akan berjalan di kampung santri.
Ia berharap kelak setelah Kadumungkus resmi ditetapkan menjadi kampung santri, nilai-nilai yang ada dapat menular ke kampung-kampung dan desa-desa lainnya. Keberadaan kampung santri juga diproyeksikan dapat mendorong pembinaan bibit-bibit muda potensial dalam bidang keagamaan, khususnya untuk menjadi utusan gelaran MTQ mendatang.
Dikatakannya, Tegalwaru sendiri memang direncanakan sebagi tuan rumah gelaran MTQ Kabupaten Karawang dua tahun mendatang. “Kemarin kita peringkat 16, ada satu peserta yang mendapat emas, Alhamdulillah karena utusan kita semuanya asli orang sini,” terangnya. (cr5)
