Kakek Miskin Berobat Biaya Sendiri
RENGASDENGKLOK, RAKA – Pemerintah seyogyanya dapat menjawab persoalan rakyat yang tidak mampu apalagi warga lanjut usia. Kartono (65) warga Dusun Cikangkun Barat 2 RT 08 RW 02, Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok mengatakan, sudah terserang penyakit stroke sejak tujuh tahun yang lalu, namun sampai saat ini belum tersentuh bantuan pemerintah.
“Biaya berobat saja mengandalkan anak-anak,” jelasnya kepada Radar Karawang, Rabu (24/7).
Kakek tua renta mengatakan, bukan tidak ingin bekerja seperti kebanyakan orang, tapi karena kondisi kesehatannya yang kurang baik.
“Suka ada yang ngasih dari pengguna jalan, mungkin kasihan melihat kondisi saya seperti ini,” katanya saat ditemui di pinggir Jalan Raya Cikangkung.
Asinah (60) istri Tono mengungkapkan, penyakit yang menyerang suaminya sudah berlangsung selama tujuh tahun, dan sempat tidak bisa jalan sama sekali. Hanya saja waktu itu rutin diterapi sehingga bisa jalan kembali, walaupun tidak normal seperti dulu.
“Biaya berobat saja dikasih anak, belum ada bantuan dari pemerintah,” katanya.
Asinah yang kesehariannya dangang kue, hanya mengantongi keuntungan Rp50 ribu.
“Tidak punya kartu bantuan apapun dari pemerinah,” katanya.
Kasi Pemerintah Desa Rengasdengklok Utara M Fatah mengatakan, sudah mengajukan 834 orang untuk menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Rengasdengklok Utara.
“Namanya desa inginnya mengajukan sebanyak-banyaknya, mungkin di pihak dinas ada aturan mainnya atau ada kuotanya,” katanya.
Menurutnya, pihak desa tidak bisa menunjuk siapa yang akan mendapatkan BPNT maupun Program Keluarga Harapan (PKH). Karena sudah ada pendampingnya masing-masing. Adapun jumlah keseluruhan warga Desa Rengasdengklok kurang lebih 17 ribu jiwa. Sedangkan yang mendapat BPNT kurang dari seribu orang. “Saya berharap bantuan dari pemerintah tepat sasaran dan kuotanya ditambah,” pungkasnya. (cr4)