Uncategorized

Kantor Rengasdengklok Lama jadi Tempat Mesum

RENGASDENGKLOK, RAKA – Kecamatan Rengasdengklok lama kondisinya semakin rusak. Bahkan gedung itu sering dijadikan kegiatan negatif seperti mabuk-mabukan hingga mesum.

“Biasaya setiap tanggal 16 Agustus sering diadakan upacara penaikan bendera merah putih di kecamatan Rengasdengklok lama, pasalnya untuk mengingat peristiwa 16 Agustus 1945 yang terjadi di Rengasdengklok,” kata Rasum Pertama, juru pelihara bangunan, kepada Radar Karaeang, Kamis (27/06).

Tapi, tambahnya, tempat bangunan itu kini kondisi fisiknya terbengkalai tanpa perhatian dari pemerintah daerah. “selama saya menjadi jupel sekitar tahun 2012 yang lalau sampai sekarang belum ada renovasi bangunan,” jelasnya.

Ia melanjutkan, bangunan yang didirikan tahun 1918 tersebut saat ini sudah banyak yang rusak mulai dari jendela, dinding sampai genteng, akibatnya tempat bersejarah tersebut rentan dijadikan tempat negatif seperti mabok bahkan sampai mesum. Rasum mengakui pekerjaannya sebagai jupel tidak sampai 24 jam sehingga tidak bisa mengontrol setiap waktu, apalagi pintu gerbang kecamatan Rengasdengklok lama tidak bisa lagi digunakan. “Saya sangat berharap dinas terkait bisa mengatsi fasilitas bangunan yang sudah rusak,” katanya.

Rasum membeberkan, tidak ada bantuan sepeserpun dari pemerintah terkait untuk merenovasi bangunan yang sudah rusak, padahal dirinya sudah mengajukan ke salahsatu dinas sejak tahun 2016 akan tetapi sampai saat ini tidak ada respon untuk menagani kerusakan bangunan Kecamatan Rengasdengklok lama itu. Atas hal itu, ia bersama pemuda setempat menggunakan biaya sendiri untuk membeli cat dan membetulkan genteng yang rusak. “Biaya listrik aja dari hasil pemberian dari pengujung, walaupun saya tidak memintanya,” katanya.

Rasum berharap, masyarakat bisa bekerjasama mejaga kebersihan dan ketertiban di sekitar Kecamatan Rengasdengklok lama, sehingga tempat bersejarah tersebut dapat dilestarikan sampai turun temurun. “Jiaka masyarakat menemukan kejanggalan di Kecamatan Rengasdengklok lama, silahkan dibicakan, dan kita rawat bersama-sama,” ungkapnya.

Jajat, warga Rengasdengklok menyampaikan, situasi di Kecamatan Rrngasdengklok lama tidak seperti tempat bersejarah, karena banyak motor maupun mobil yang parkir di sekitar kecamatan, apalgi bangunanya udah seperti rumah kosong. “Banyak yang ke pasar cuma parkirinya di sekitar kecamatan lama itu, kayak bukan tempat sejarah aja kelihatannya,” pungkasnya. (cr4)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button