HEADLINEKarawang

Kapolres Kritik Koordinasi Gugus Tugas

EVALUASI: Kapolres Karawang AKBP Arif Rachman Arifin (tengah) memberikan arahan dalam rapat evaluasi penanganan corona di Karawang.

KARAWANG, RAKA – Laju penambahan pasien positif corona di Kabupaten Karawang belum bisa dihentikan. Setiap hari terus bertambah. Hal ini membuat Pemerintah Provinsi Jawa Barat mencabut status zona oranye, dan kembali menentapkan Kota Pangkal Perjuangan menjadi zona merah.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang pun menggelar rapat evaluasi untuk meningkatkan kinerja, komunikasi dan koordinasi soal pencegahan penyebaran virus corona di kantor Pemerintah Kabupaten Karawang, kemarin sore.

Dalam rapat tersebut, Kapolres Karawang AKBP Arif Rachman Arifin tampak meluapkan kekesalannya terhadap buruknya koordinasi satuan tugas, dan menyinggung ribetnya birokrasi antarlembaga. “Tiga bulan, empat bulan (yang lalu) birokrasi tidak seperti sekarang. Sekarang di grup (WhatsApp Grup Satuan Tugas) saja, bu Yayuk (Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang) menyampaikan data, kemudian saya tanya klaster mana, entar dijawab. Habis itu tidak ada lagi yang komentar, yang lain tidak ada, saya jadi bingung. Kadinkes mau ngapain, Kasatpol PP mau ngapain. Saya tidak tahu kenapa? Padahal sudah diputus birokrasi,” ungkapnya.

Dia pun menceritakan lancarnya komunikasi antarlembaga saat awal-awal penanganan corona di Kabupaten Karawang. “Dulu, kadinkes suka curhat sama saya, zamannya masih dokter Nurdin. Lha sekarang sudah ada grup. Dokter Nanik (Kepala Dinas Kesehatan) ngasih tahu mau ngapain saja enggak,” tuturnya.

Agar para peserta rapat memahami pentingnya penyederhanaan birokrasi, Arif membandingkan dengan lahirnya omnibus law untuk memutus birokrasi yang berbelit-belit. Namun, satuan tugas justru memperpanjang proses birokrasi. “Omnibus law itu dipotong karang masalah birokrasi. Sekarang, saya koordinasi dengan dokter Yayuk, (dokter Yayuk bilang) harus izin dulu pak ke dengan dokter Nanik, lha piye..Dokter Nanik gak boleh, harus lapor sekda. Ini birokrasi (harus) diputus, kita sudah sama-sama. Ada kendala apa?” herannya.

Ia melanjutkan, seluruh elemen yang tergabung dalam satuan tugas harus instropeksi diri, agar persoalan corona di Kabupaten Karawang bisa segera teratasi. “Instropeksi kita semua. Dulu ada pasien yang mau meninggal, sekda sampai datang. Sekarang angka naik saja, semua diem-diem aja, cuek-cuek aja. Semua harus instropeksi. Kalau bisa koordinasi dengan baik, pasti bisa selesai. Dulu waktu dikasih (kabar) di grup ada yang meninggal, sibuk semua. Sekarang (pasien corona) naik 5, naik 10 cuek semua. Sampai ada meninggal tidak ada responnya di grup. Di grup, saya sama pak Dandim kayak pacaran, padahal isinya rame,” ungkapnya.

Padahal, kata Arif, jika semua mau terjun dan bekerja, terus ikhtiar, bisa menekan penyebaran virus corona. Dia mencontohkan saat dua minggu yang lalu, semua bergerak untuk menekan Covid-19, hasilnya Karawang ditetapkan sebagai zona oranye. “Tuhan yang ngasih (virus corona), Tuhan minta kita ikhtiar,” ujarnya.

Kapolres saat dikonfirmasi mengenai pernyataannya yang membuat hening suasana rapat evaluasi, enggan berkomentar lebih jauh. “Ke Pjs bupati saja ya,” ujarnya singkat.

Pjs Bupati Karawang Yerry Yanuar mengatakan, banyak hal yang akan dilakukan untuk pencegahan penyebaran virus corona, diantaranya meningkatkan kembali komunikasi dan koordinasi antarlembaga yang ada di tim gugus tugas supaya data corona akurat, valid dan terverifikasi sehingga dengan mudah melakukan pelacakan siapa saja yang terkonfirmasi kasus Covid-19. Kemudian, meski Kabupaten Karawang tergolong zona merah, namun belum ada tanda-tanda untuk dilakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Jadi kita masih mencoba Gugus Tugas untuk memetakan terlebih dahulu, karena untuk seperti itu (PSBB) harus banyak pertimbangan,” jelasnya kepada Radar Karawang.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang dr Fitra Hergyana mengatakan, banyak faktor pemicu naiknya pasien corona, apalagi dalam satu minggu terakhir ini ada kenaikan klaster industri secara signifikan, sehingga Karawang kembali menjadi zona merah.
“Tetapi zona merah ini menjadi peringatan untuk kita semua, kita harus mengakui bahwa kita mungkin sudah abai, sudah mulai melemah untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan,” katanya.

Ketua Harian Satgas Covid-19 Kabupaten Karawang Acep Jamhuri mengaku pada evaluasi pencegahan penyebaran virus corona, kinerja satgas harus terukur, kemudian setiap bidang harus memiliki SOP yang jelas.
“Ketika kita mau menutup atau membuka perusahaan, SOP nya harus jelas, indikatornya, evaluasinya kemudian apa alasannya harus jelas,” katanya. (mra)

Related Articles

Back to top button