KARAWANG

Karawang Juara Woodball

USAI LATIHAN : Sejumlah atlet Woodball Karawang foto bersama usai latihan. Meski olahraga itu baru dua tahun dikembangkan di Karawang, tapi Karawang sudah meraih prestasi.

Olahraga Baru yang Mirip Golf

KARAWANG, RAKA – Olahraga woodball memanah baru 2 tahun ini diperkenalkan di Karawang. Meski demikian para atlet woodball Karawang sudah menorehkan prestasi yang membanggakan. Pada 2019 lalu misalnya, sejumlah medali pada even kejuaraan daerah diraih oleh Drem Team, satu dari 2 klub woodball yang eksis di Karawang.

Salah atlet Woodball Ardika Lutfi (21) mengaku baru 2 tahun ini pula ia mengenal woodball. Mahasiswa semester 7 PJKR Unsika ini saat itu diajak oleh teman kelasnya untuk ikut serta latihan woodball. “Awalnya gak tahu sama sekali, oh ternyata seperti golf tapi dimodifikasi lebih sederhana, jadi merasa tertarik,” ceritanya.

Ia sendiri menyadari woodball merupakan cabang olahraga baru di Indonesia, dengan demikian peluangnya untuk berprestasi terbuka lebar. Hal inilah yang akhirnya membuat Ardi memutuskan untuk terjun lebih dalam di olaharag woodball.
Ia sendiri berharap suatu saat bisa menjadi atlet woddball internasional.

Ardi menuturkan bermain woodball ini menantang sebab setiap pukulan mallet (tongkat) membutuhkan konsentrasi dan teknik tertentu.
Ia selalu penasaran jika pukulan bolanya tidak mencapai gate dan dari situlah ia bisa terus belajar dan memperbaiki tekniknya. “Begitupun (segi) kesehatannya, meskipun olahraga ini tidak terlalu menguras tenaga, tetap kesehatan fisik itu dibutuhkan karena mainnya kan di outdoor,” tuturnya.

Atlet woodball lainnya Fakhira Dianah Ikbar (21) bercerita pada 2018 lalu ia mengikuti tertarik pelatihan woodball dan itulah titik awal dia menggeluti olahraga ini.
Menunurit Fakhira setiap olahraga tentunya memerlikan kesehatan fisik begitupun dengan woodball. Namun lebih dari itu woodball lebih menekankan kepada fokus sang atlet. “Ada tekanan dari pemain lain, tekanan dari penonton, cuaca juga mempengaruhi, jadi bagaimana kita fokus pada permainan,” ucap mahasiswa semester 7 PJKR Unsika ini.

Fakhira menuturkan, permainan woodball menekankan akurasi. Bermain woodball adalah bagaimana memperhitungkan jarak gate, medan lapangan, dan tenaga pada ayunan pukulan tongkat agar bola yang dipukul bisa tepat masuk ke dalam gate seefektif mungkin. Baginya teknik yang paling sulit adalah pukulan jarak jauh dimana ia mesti menstabilkan ayunan tongkat dan arah laju bola. “Yang pastinga harus latihan terus agar bisa evaluasi apa yang kurang, faktor lawan juga berpengaruh supaya kita bisa tahu dan belajar dari kelebihan orang lain,” tambahnya.

Atlet junior woodball Barruna Syahputra (13) saat ini masih duduk di kelas 2 SMP. Ia mengaku saat kelas 6 SD tertarik melihat adiknya yang terlebih dahulu bergabung dengan ekskul woodball di sekolah mereka. “Nyoba-nyoba, lama kelamaan suka juga, mainnya seru banyak temannya juga, yang seniornya juga baik-baik,” ungkapnya.

Barrun mengaku berlatih atau bermain di bawah terik matahari kerap membuat pukulan bolanya melenceng. Meski demikian ia tak patah semangat, terbukti pads 2019 lalu ia bersama timnya berhasil memjadi juara 2 beregu dalam kejuaraan daerah Jawa Barat. “Ya pasti senang dan bangga, semoga bisa masuk sampai masuk PON,” singkatnya.

Pelatih Woodball Dream Team Karawang Novi Kharisma menerangkan, olahraga ini merupakan modifikasi dari golf dengan bentuk dan teknik permainan yang mirip. Perbedaannya semua peralatan woodball berbahan kayu dan target dalam woodball adalah gate, bukan hole seperti pada golf. “Istilahnya lebih murah meriah, kalau golf kan kesannya lebih eksklusif, kalau woodball mah lebih memasyarakat bisa untuk semua kalangan,” terangnya.

Saat ini sudah ada 25 atlet yang tergabung dalam Dream Team. Sejumlah prestasi mereka diantaranya juara 3 nomor fairway ganda putra dalam kejuaraan daerah Jawa Barat 2018 silam.
Tahun berikutnya pada kejuaraan yang sama mereka menyabet juara 2 nomor stroke tunggal, juara 2 tunggal fairway tunggal, juara 2 fairway beregu putra, dan juara 3 fairway beregu putri.
Untuk kategori junior mereka berhasil keluar sebagai juara umum.

Novi menyampaikan pada 2022 nanti untuk pertama kalinya woodball dipertandingkan dalam Porda Jawa Barat.
Saat ini ia tengah mempersiapkan anak asuhnya untuk mengikuti event olahraga 4 tahunan tersebut. Mereka biasa berlatih di lapangan Moksen setiap hari Sabtu dan Minggu. “Meskipun olahraga baru tapi jangan dianggap sepele, mudah-mudahan bisa mendapat emas sebanyak-banyaknya di Porda nanti karena memang nomor yang dipertandingkan cukup banyak, semoga bisa mendongkrak Karawang di Porda Jawa Barat,” harapnya. (din)

Related Articles

Back to top button