HEADLINEKARAWANG

10 Orang Belum Ambil Honor Daerah

Ahmad Nurjaya

KARAWANG, RAKA – Honor daerah (honda) bagi para guru ngaji, guru madrasah, dan marbot masjid telah disalurkan pada 17 Mei lalu. Namun selang satu bulan lebih ternyata masih ada penerima honda yang belum mengambil haknya. Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang pun memberi tenggang waktu sampai hari ini untuk mengambil honda.

Kasubag Bidang Keagamaan Pemda Karawang Ahmad Nurjaya menyampaikan, terdapat 10 penerima honda yang sampai Kamis (2/7) kemarin belum mengambil intensifnya. Sepuluh orang tersebut diantaranya tiga guru ngaji, dua guru TPQ, dan lima marbot masjid. Ahmad mengatakan alasan mereka belum mengambil insentif diantaranya karena sakit, berada di luar kota dan belum dapat kembali, serta juga ada yang meninggal. “Itupun dikasih waktu terkahir tanggal 22 (Juni), nah Jumat (hari ini) masih bisa diambil.

Ahmad menyampaikan, pihaknya telah memberika surat edaran kepada pihak kecamatan dan operator desa mengenai batas waktu pengambilan intensif ini. Dalam surat edaran tersebut dicantumkan perpanjangan waktu pemgambilan insentif telah yakni 30 Juni hingga 3 Juli. Mekanisme pengambilan insentif dapat dilakukan di Bank BJB Cabang Karawang pukul 14.00 WIB pada hari yang telah ditentukan.

Bagi mereka yang sakit maupun masih di luar kota, pengambilan insentif dapat dilakukan oleh keluarga yang bersangkutan dengan menunjukan kartu keluarga. Sementara bagi penerima insentif yang telah meninggal dunia pengambilan dapat dilakukan oleh pihak keluarga dengan menunjukan keterangan ahli waris. Jika sampai tenggat waktu insentif tersebut belum juga diambil maka akan dikembalikan ke kas daerah.

Masih dikatakan Ahmad, respon masyarakat dengan adanya honor daerah tahun ini sangat baik. Menurutnya para penerima bantuan merasa dihargai dengan adanya insentif tahunan ini. Mekanisme penyaluran insentif pada tahun ini pun dikatakannya lebih memudahkan karena dilakukan di setiap desa. Pihaknya membentuk tiga tim untuk berkeliling ke setiap desa selama 10 hari untuk menyalurkan insentif. “Biasanya kan sau hari itu tiga kecamatan kumpul beberapa desa, hitungan satu hari itu 70 orang full di satu kecamatan,” tuturnya.

Mengenai penyaluran insentif di lapangan, Ahmad mengaku tidak ada kendala. Hanya saja memang masih ada pemotongan insentif untuk dibagi kepada guru ngaji atau guru madrasah lain yang tidak mendapatkan jatah. Hal ini menjadi sesuatu yang ironis mengingat kuota 10 ribu penerima insentif ini tidak sepenuhnya terserap dan masih menyisakan sekitar 900 kuota. Dikatakan Ahmad, padahal pihaknya telah meminta setiap kecamatan untuk menambahkan data calon penerima insentif untuk menggenapkan kuota. “Seharusnya hal seperti itu (pemotongan untuk pemerataan) tidak usah terjadi,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button