KARAWANG

10 Ribu Lulusan SMK Nganggur Setiap tahun

KARAWANG, RAKA – Menjadi daerah berpredikat kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, rupanya tidak serta merta membuat warga Kabupaten Karawang mudah mendapatkan kerja.

Selain harus bersaing dengan satu angkatan kerja, para pencari kerja juga harus berjibaku dengan pengangguran lainnya dari berbagai angkatan. Ironisnya, jumlah serapan tenaga kerja tidak sebanding dengan jumlah lulusan SMA/SMA.

Ketua Asosiasi Human Resource Development (HRD) Karawang, Bekasi dan Purwakarta, Heri Wahyu Adi mengatakan, lulusan SMA/SMK sekitar 24 ribu orang per tahun. Angka lulusan usia produktif ini tidak semuanya bisa kerja. Pasalnya, dari ratusan perusahaan yang ada di Karawang, hanya bisa menyerap 14 ribu orang setiap tahun. “Kita gawangi 940 perusahaan. Dari ratusan perusahaan, hanya 9 SMK yang kerjasamanya terjalin,” ungkapnya kepada Radar Karawang.

Tingginya minat kerja para lulusan SMK/SMA, kata Heri, karena Karawang memiliki upah minimum tertinggi di Indonesia. Sekelas operator pabrik saja, gajinya bisa mencapai Rp4,3 juta. Di sisi lain, tidak sedikit pabrik pindah ke daerah lain seperti Majalengka karena upah minimumnya lebih rendah yaitu Rp1,7 juta. “Gaji operator di Karawang itu, sebesar gaji GM di daerah Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur),” katanya.

Tahun ini sebut Heri, pekerja yang multi skill yang dibutuhkan. Makanya dibutuhkan budaya kerja yang semakin handal sejak dari SMK. “Semua lembaga pendidikan SMK harus bisa membangun link and match dengan perusahaan, dengan garansi bisa diserap di perusahaan,” tuturnya.

Melihat sulitnya mencari pekerjaan, Heri mengatakan banyak oknum tidak bertanggung jawab memanfaatkan hal itu. “Jangan sampai orang susah cari kerja dibikin susah lagi, karena banyak dugaan indikasi suap menyuap dilakukan oknum tidak bertanggung jawab,” tuturnya. (rud)

Related Articles

Back to top button