HEADLINEKARAWANG

15 Remaja HIV

Enam Orang Pelajar

KARAWANG, RAKA – Gaya hidup hedon yang dilakoni remaja di Kabupaten Karawang, berbanding lurus dengan penyakit HIV/AIDS. Setiap tahun, pelajar yang mengidap penyakit mematikan itu terus meningkat.
Bahkan dalam dua tahun terakhir, ada enam orang pelajar positif mengidap HIV. Hal itu diketahui dari hasil pendataan yang dilakukan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Karawang.

Staf KPA Karawang Yana Aryana menuturkan, selama lima tahun terakhir jumlah pengidap HIV AIDS di Karawang semakin meningkat. “Selama lima tahun terakhir selalu meningkat. Kalau dihitung sejak tahun 1992 di Karawang sudah tercatat 1153 pengidap HIV AIDS,” ungkap Yana kepada Radar Karawang, Rabu (30/10).

Jumlah terbanyak penderita HIV/AIDS itu terjadi tahun 2018 dengan 243 orang penderita. Tahun 2019 sampai pada bulan Oktober ini sudah tercatat sebanyak 132 kasus, dan dua orang diantaranya adalah pelajar. Adanya pelajar yang positif mengidap penyakit mematikan itu, bukan hanya pada tahun 2019 saja. Tahun sebelumnya juga terdapat pelajar yang positif terkena HIV AIDS. “Tahun 2018 dari 243 kasus empat orang diantaranya pelajar. Tahun sekarang ada juga dua orang pelajar,” katanya.

Selain itu, jika dilihat dari usianya, dari 5 sampai 14 tahun ada 1 orang. Usia 15 sampai 19 tahun terdapat 3 orang. Sementara pada tahun 2018 lalu, usia 5 sampai 14 tahun ada 4 orang. Usia 15 tahun sampai ada 19 tahun 7 orang. Dan 1 sampai 4 tahun ada 3 orang. “Artinya memang masih banyak anak di Karawang terkena HIV AIDS. Kalau yang satu tahun itu dipastikan karena orang tuanya,” paparnya.

Di tempat yang sama, Fauzan, pegiat HIV mengatakan, jangan ada stigma dan diskriminasi terhadap korban, karena akan membuat lebih parah korban dalam bersosialisasi dalam masyarakat. “Pokoknya jangan diskriminasi saja. Tak perlu dijauhi karena juga dalam masyarakat,” ujarnya.

Fauzan menambahkan, khusus untuk para pelajar yang positif HIV, diharuskan pihak keluarga untuk mengetahuinya. “Keluarga pasti diberitahu. Nah dari situ kita berikan pandangan kepada orang tua, agar tidak membuat si pasien semakin depresi,” tambahnya. (nce)

Related Articles

Back to top button