KARAWANG, RAKA – Penyakit tuberkulosis atau TB masih menjadi fokus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang mencatat, tahun 2024 ini 12.315 warga Karawang menderita TB. 3.054 sembuh dan 182 meninggal dunia.
Untuk mempermudah penanganan penyakit mematikan ini, Dinkes meluncurkan Program Gampil Tepang.
Kepala Bidang P2P Dinkes Karawang Yayuk Sri Rahayu mengatakan, Pemkab Karawang telah melakukan segala upaya untuk mencari suspek TB hingga memberikan pengobatan.
Meski begitu untuk suspek yang terpapar TB hingga sekarang belum berhasil mencapai target yang ditentukan.
Penderita TB di tahun 2024 sebanyak 12.315 dengan rincian TB Sensitif Obat sebanyak 12.166 dan TB Resisten Obat sebanyak 149 orang.
Pasien yang meninggal dunia sebanyak 182 orang. Kasus di tahun 2023, pasien embuh/Pengobatan Lengkap sebanyak 8704 orang dan meninggal 294 orang.
“Tujuannya adalah Karawang sudah banyak melakukan upaya mulai dari regulasi hingga punya SK TP2 TB, harapannya ada komitmen dari lintas OPD untuk bersama melakukan eliminasi TB di tahun 2030. Suspek belum mencapai target tapi untuk kasusnya sudah melebih target dan untuk pasien yang diobati sudah mencapai target,” katanya, Sabtu (30/11).
Ketika menemukan satu pasien yang terdeteksi penyakit TB, maka tim kesehatan akan melakukan tracing screening dini kepada 8 orang yang melakukan kontak erat dengan pasien.
Ia menyebutkan hingga sekarang masih kurang 20 persen dari target yang ditentukan. Selanjutnya untuk pasien yang sudah memperoleh pengobatan telah mencapai target.
“Seharusnya untuk satu pasien TB dilakukan tracing ke 8 kontak erat dan ketika sudah ditemukan akan diberikan terapi pencegahan dengan memberikan TPT. Seharusnya targetnya 100 persen tapi kita baru 80 persen penemuan suspek, yang sudah di obati sampai sekarang sudah 100 persen,” lanjutnya.
Yayuk meneruskan, pemeriksaan pasien TB orang dewasa dengan anak-anak berbeda. Kepada pasien TB orang dewasa akan diberikan tes TCM, kemudian untuk anak-anak diberikan tes scoring.
“Mencari suspek tidak sulit, ketika ada gejala seperti batuk berdarah, berat badan turun, demam, keluar keringat malam hari tanpa ada aktivitas langsung dilakukan pengecekan dengan TCM untuk orang dewasa dan scoring untuk memeriksa anak-anak. Semua usia rawan tapi bisa sembuh total kalau minum obat secara teratur, kalau tidak minum obat secara teratur akan menjadi TB Resisten Obat dan harus diobati dengan obat Resisten TB,” tambahnya.
Pasien TB diwajibkan berjemur di bawah sinar matahari. Menurut Yayuk, sinar matahari mampu membunuh kuman TB dengan cepat.
“Kuman TB bisa cepat mati apabila terkena sinar matahari, pasien yang terpapar TB maka jendela harus terbuka dan lantai jangan gelap supaya sirkulasi matahari bisa masuk. Batas mencari suspek sampai akhir tahun ini. Pasien HIV, lansia, anak-anak harus dilakukan screening deteksi dini TB,” imbuhnya.
Untuk mengatasi penyakit mematikan ini, Dinkes Karawang meluncurkan Program Gerakan Akselerasi Menuju Pencapaian Eliminasi TBC (Gampil Tepang) pada saat Perayaan Hari Kesehatan Nasional di Sabtu (30/11) yang berlokasi di Street Carnival.
Peluncuran program tersebut di dasari oleh adanya permasalahan TBC yang masih terjadi di Karawang hingga sekarang.
Terdapat 6 pilar di program ini, mulai dari Penguatan komitmen stekholder atau pemangku kepentingan dalam mendukung program Tuberkulosis, peningkatan penemuan terduga Tuberkulosis, peningkatan jumlah pasien mulai pengobatan atau enrollment, peningkatan penemuan kontak dan pemberian TPT, peningkatan derajat kesehatan masyarakat, peningkatan pencatatan pelaporan melalui SITB, SICERIA, hingga SI GAMPIL.
Melalui program ini pun terdapat 10 langkah inovasi yang akan dilakukan, pertama Cari terduga sebanyaknya, Enrollment segerakan pada pasien terkonfirmasi TBC, Periksa BTA pada bulan ke 2,5 dan akhir pengobatan, Aktif follow up pengobatan pasien bagi fasyankes, Tingkatkan IK dan TPT pada kontak erat dan kontak serumah.
Selanjutnya melakukan Tes HIV-DM pada pasien terdiagnosis TBC, Edukasi pada pasien dan keluarga pasien tentang Pencegahan TBC, PMO oleh keluarga atau kerabat dekat pasien, Atasi dan kendalikan faktor risiko, T ingkatkan akses layanan TBC yang bermutu.
Sementara itu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jatisari telah ikut serta dalam penanganan TB di Karawang. Hal tersebut terbukti dengan perolehan juara utama dalam pemberian penanganan TB. Annisah, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jatisari mengungkapkan pihaknya telah ditunjuk secara resmi oleh Kementerian Kesehatan sebagai rumah sakit pengampuh penyakit TB.
“RSUD Jatisari baru berusia 1 tahun sehingga mengembangkan potensi apapun yang kita miliki. Kalau layanan Tuberkulosis menerima rujukan saja, karena untuk pelayanan dasar sudah diberikan di puskesmas. Kami ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan sebagai pengampuh Tuberkulosis dengan kategori utama,” ungkapnya.
Annisah mengaku untuk TB MDR selama ini masih sulit untuk disembuhkan akibat dari pasien yang malu melakukan pemeriksaan dan tidak mengkonsumsi obat secara teratur.
Baca Juga : Ratusan Warga Karangligar Ngungsi
Ia mengaku pihaknya telah mampu menyembuhkan pasien TB MDR untuk sejak dalam kurun waktu 2024.
Selanjutnya untuk obat yang diberikan kepada pasien telah sesuai dengan paket yang berasal dari pemerintah pusat.
“Kami ingin mengurangi kecacatan dan kematian, ada juga pelayanan TB Multidrag Resisten Obat yang selama ini masyarakat Karawang berobat ke Bandung.
Kami juga membantu pasien TB MDR untuk di kabupaten lainnya, TB MDR sulit disembuhkan tapi Alhamdulillah sekarang sudah berhasil kami sembuhkan.
Pasien harus konsumsi obat selama 2 tahun secara terus menerus.
Obatnya sudah diberikan oleh pemerintah dalam bentuk paket dan tergantung tingkatan penyakitnya,” tutupnya. (nad)