203 Sarang Tawon Dievakuasi
KARAWANG, RAKA – Berseragam PDL warna biru, sepatu boot, dan kedatangannya identik dengan suara sirene serta saat si jago merah mengamuk. Itulah petugas pemadam kebakaran. Tugasnya sangat mulia karena membantu orang. Siaga 24 jam pula.
Namun, tugas damkar ternyata tidak hanya melawan kobaran api saja. Mulai dari mengevakuasi ular, sarang tawon, anjing liar, hingga cincin yang terjatuh ke dalam got. Berdasarkan data yang dihimpun Radar Karawang, selama bulan Januari hingga Agustus 2022, petugas damkar Kabupaten Karawang tercatat melakukan evakuasi pasca banjir 17 kali, evakuasi sarang tawon 203 kali, evakuasi cincin 32 kali, evakuasi pohon tumbang 20 kali, hingga evakuasi hewan 65 kali.
Kepala Bidang Damkar dan Penyelamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karawang Rohmat mengatakan, petugas damkar tidak hanya memadamkan si jago merah, lanjut Rohmat, pihaknya juga melayani non darurat kebakaran seperti penyelamatan hewan peliharaan yang terjebak, menangkap ular, bahkan mengeluarkan cincin di jari yang tersangkut dan penyelamatan lainnya. “Masyarakat diharapkan jangan ragu jangan bimbang, kemajuan teknologi sudah bisa membantu, bisa melalui sosmed atau juga bisa menghubungi Tanggap Karawang (Tangkar) jika membutuhkan bantuan Pemadam Kebakaran, sebab kami di tiap-tiap pos standby 1×24 jam siap untuk melayani masyarakat, tidak hanya kebakaran, kita juga melayani non darurat kebakaran,” ungkapnya.
Dia menuturkan, penting bagi masyarakat untuk mengingat nomor damkar di masing-masing wilayah yang sudah disediakan. Sehingga, masyarakat tidak kebingungan jika terjadi adanya kebakaran. “Jangan sampai Damkar itu diingingkan hadir itu berarti sudah telat, sudah terjadi baru dihubungi, karena Damkar ketika sudah meluncur kejadian sudah lain. Jadi penting sekali untuk memiliki nomor kami untuk bisa dihubungi, karena dikhawatirkan ketika terjadi kebakaran malah nyari-nyari dulu, bahkan ada juga yang minta info dulu dengan lapor ke RT, lurah, atau aparat desa setempat,” kata dia.
Rohmat meminta kepada warga Karawang untuk dapat mengantisipasi kemungkinan adanya kebakaran. Sebab, kebakaran terjadi bukan dengan api yang besar melainkan dari api kecil yang muncul. “Kebakaran tidak ada sejarahnya langsung besar, pasti dari kecil dahulu, mudah-mudahan dari kecil bisa menanggulangi dengan handuk dibasahi, atau spresi dibasahi, minimal kita ada keingintahuan atau pengetahuan dalam memadamkan api,” ujarnya.
“Diharapkan warga untuk menyimpan nomor pemadam kebakaran, sebab untuk kejadian kebakaran perlu diingat tidak ada yang langsung besar pasti ada yang langsung kecil dulu. Tatkala kecil mudah-mudahan karena penanggungjawab bukan hanya pemerintah semata, bukan hanya Damkar semata apalagi perusahaan yang lingkup swasta atau apa, masyarakat luar juga harus bisa untuk antisipasi awal,” imbuhnya.
Diketahui, sarang tawon yang sering dievakuasi petugas damkar adalah tawon jenis gung alias vespa affinis. Ahli tawon asal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan ahli toksikologi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menilai serangan tawon gung bisa sangat mengkhawatirkan. Tawon ini punya racun yang sangat berbahaya bagi manusia, sehingga sarangnya banyak dimusnahkan.
Keberadaan sarang tawon ini kerap ditemukan di Kabupaten Karawang. Maka tak heran sepanjang bulan Februari banyak permintaan warga ke petugas pemadam kebakaran untuk mengevakuasi sarang tawon tersebut. (psn/tr)