RUSAK PARAH: Kondisi ruang kelas SDN Kertawaluya 3, Kecamatan Tirtamulya.
- Perbaikan Tidak akan Selesai dalam Dua Tahun
KARAWANG, RAKA – Jumlah sekolah dasar (SD) rusak di Karawang sangat besar. Dari 899 unit yang ada di Karawang, 363 diantaranya perlu direhabilitasi. Belum lagi, banyak sekolah yang tak memiliki jamban dan perpusakaan.
Kasi Sarana Prasarana Bidang Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang, Cece Saripudin mengatakan, sampai saat ini masih ada 380 sekolah yang membutuhkan bantuan perbaikan sarana dan prasarana. “Masih ada 380 sekolah dibagi beberapa kebutuhan. Diantaranya kebutuhan jamban, perpustakaan dan rehabilitasi ruang kelas,” kata Cece, kepada Radar Karawang, Selasa (15/10).
Cece memaparkan, dari 380 sekolah yang memerlukan bantuan sarana dan prasarana itu terbagi beberapa kebutuhan. Diantaranya 197 kebutuhan ruang kelas baru, 363 kebutuhan rehabilitasi kelas, 119 kebutuhan pembangunan toilet dan 12 kebutuhan rehabilitasi perpustakaan. “380 sekolah dikali berapa kelas. Ada yang satu sekolah 2 kelas, 3 kelas dan beberapa kelas,” paparnya.
Dikatakan Cece, untuk saat ini bantuan untuk pembangunan fisik yang dikucurkan oleh pemerintah tidak memenuhi kebutuhan sarana prasarana sekolah yang ada di Karawang. Oleh karena itu, ia berharap pada tahun 2020 nanti ada peningkatan bantuan untuk sekolah dari APBD. “Kuota yang diberikan dari pemerintah hanya sedikit,” ujarnya.
Menurutnya, dengan masih banyaknya sekolah rusak, waktu satu sampai dua tahun pun tidak akan selesai memperbaikinya. “Untuk tahun 2019 ada 37 sekolah dari APBN dan 56 dari APBD. Tapi nilainya lebih besar dari APBN,” paparnya.
Salah satu sekolah yang memiliki bangunan rusak parah yaitu SDN Kertawaluya 3, Kecamatan Tirtamulya. Kursi, meja dan buku terbatas. Atap dan jendela bolong, serta lantai keramik retak dan tidak ada toilet. Kondisi ini diperparah dengan jumlah guru yang kurang. “Kondisi fasilitas sarana dan prasarana di sekolah ini sudah tidak memadai lagi,” ujar Kepala SDN Kertawaluya 3 Tirtamulya Endang Muktar, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, jika hal itu dibiarkan berlalarut-larut, tentu dapat menggangu kegiatan belajar mengejar peserta didik. “Untuk kenyamanan belajar siswa tentu harus ditopang dengan sarana dan prasarana sekolah, saya kasihan sama anak didik kami. Terus imbasnya ke sekolah juga, banyak orang tua siswa yang tidak ingin menyekolahkan di sekolah ini. Maka siswa kami hanya sedikit, sebanyak 78 siswa dari enam rombel,” ungkapnya. (nce/acu)