HEADLINEKARAWANG

65 Orang DBD, Satu Meninggal

KARAWANG, RAKA – Hampir genap satu semester awal tahun 2020, jumlah pasien demam berdarah dengue di Karawang rupanya jauh lebih banyak ketimbang pasien corona yang saat ini selalu menjadi sorotan.

Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang, pasien DBD sejak awal tahun 2020 sampai tanggal 11 Juni sebanyak 545 pasien, hampir dua kali lipat dari total jumlah pasien corona baik hasil rekatif rapid maupun positif swab yang terkomfirmasi sebanyak 291 orang per tanggal 10 Juni lalu. Secara rinci, pasien DBD di Karawang pada bulan Januari sebanyak 18 orang dan meningkat di bulan Februari sebanyak 47 orang. Pada bulan Maret angka pasien DBD sedikit menurun yakni 45 orang, namun pada bulan inilah pasien meninggal DBD pertama kali terkonfirmasi yakni 1 orang.

Pada bulan April seiring wabah corona yang saat itu sangat dikhawatirkan masyarakat, pasien DBD justru meningkat drastis mencapai 154 orang dengan jumlah pasien meninggal 1 orang. Memasuki bulan Mei Pasien DBD tercatat malah semakin bertambah yakni 216 orang dan terkonfirmasi meninggal dunia dua orang. Sementara pada bulan Juni yang masih berlangsung ini jumlah pasien DBD sudah mencapai 65 orang dengan satu pasien terkonfirmasi meninggal.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Karawang dr. Yayuk Sri Rahayu menyampaikan, tingginya angka pasien DBD tidak ada kaitannya dengan corona. Adapun faktor utama penyebabnya adalah faktor iklim dan musim. Misalnya saat ini, meskipun tengah memasuki musim kemarau namun hujan juga beberapa kali sempat mengguyur Karawang. Namun tidak menutup kemungkinan kebijakan diam di rumah dan pembatasan aktivitas di luar rumah turut mempengaruhi data tersebut. “Harus stay at home, work from home, bisa jadi banyak digigit nyamuk di rumah,” terangnya.

Kampanye kesehatan selama pandemi corona, mestinya dapat membantu menjaga kesehatan masyarakat, sebab isi kampanye terebut tak lepas dari imbauan pola hidup bersih dan sehat. Banyaknya waktu di rumah juga semestinya bisa dimanfaatkan untuk membersihkan rumah terutama upaya-upaya mencegah DBD. Ia mengatakan Dinkes Karawang telah beberapa kali mengeluarkan surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD. Bahkan bupati pun sempat mengeluarkan statment kewaspadaan DBD ini. Puskesmas pun selalu diingatkan untuk menyampaikan hal ini kepada masyarakat dalam setiap kegiatannya. Namun dengan data tersebut tidak membuat kasus ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). “Kalau sudah terkonfirmasi positif (DBD) 200 rumah dengan gejala yang sama, maka dilakukan fogging, itu gratis dari Dinas Kesehatan,” tuturnya.

Ia berharap masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan DBD dengan menerapkan satu rumah satu jumantik. Selain itu juga mesti dilakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan upaya 3M plus yakni menutup dan menguras wadah penampungan air, mengubur barang bekas serta upaya lainnya seperti menabur bubuk abate. “Menutup dispenser, kemudian talang termasuk yang ada di AC, kolam ikan, vas bunga, itu harus dibersihkan, jangan sampai jadi tempat persemaian nyamuk,” pesannya. (din)

Related Articles

Back to top button