HEADLINEKARAWANG

70 Orang DBD, Satu Meninggal

KARAWANG, RAKA – Ini peringatan bagi warga Karawang yang berperilaku hidup jorok, atau berada di lingkungan yang tidak sehat. Pasalnya, sejak Januari tahun 2020 hingga awal Maret ini, sebanyak 70 kasus demam berdarah (DBD) terjadi di Kabupaten Karawang.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karawang mencatat Januari lalu terdapat 18 kasus DBD, sedangkan Februari mencapai 47 kasus. Adapun pada bulan Maret terhitung sampai Selasa (10/3), tercatat lima kasus. “Mudah-mudahan sudah berhenti, tidak tambah lagi,” terang Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Karawang dr Yayuk Sri Rahayu melaui saluran telepon, Selasa (10/3).

Dari 70 kasus tersebut, satu pasien DBD meninggal dunia di Kelurahan Plawad, Kecamatan Karawang Timur. Yayuk mengatakan, daerah tersebut saat ini tengah dalam penyelidikan epidemiologi. Jika ditemukan pasien dengan penyakit yang sama, maka akan dilakukan fogging untuk membasmi nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab penyakit tersebut. “Nanti kalau positif akan dilakukan fogging,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan, sebelumnya Dinkes Karawang telah memberikan surat edaran ke setiap puskesmas dan rumah sakit, untuk mengaktifkan kembali gerakan satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik). Masyarakat juga diimbau untuk melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk dengan langkah 3M plus. Yakni menguras wadah penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang bekas.

Adapun upaya lain yang dapat dilakukan untuk memberantas sarang nyamuk, adalah tidak membiarkan pakaian manggantung begitu saja, memanam lavender sebagai tanaman pengusir nyamuk, menaruh ikan pada kolam, ataupun menabur abate pada wadah penampungan air. “Termasuk juga talang air harus dipastikan jangan sampai menggenang,” pesannya.

Masih dikatakannya, mengenai kewaspadaan terhadap DBD ini, juga telah disampaikan oleh bupati Karawang melalui berbagai pertemuan dan sosialisasi. Rencananya, Dinkes Karawang akan melakukan pertemuan dengan para kepala puskesmas dan programer DBD, untuk penguatan upaya tindak lanjut penanganan DBD. “Saat (simulasi penanganan virus) corona di RSUD itu semua camat ada, jadikan upaya untuk membersihkan lingkungan sudah disosialisasikan oleh bupati langsung,” ucapnya.

Sampai saat ini belum ada wilayah di Karawang yang dinyatakan statusnya sebagai wilayah epidemik DBD. Adapun tingginya kasus DBD Februari kemarin, disebabkan saat itu karena intensitas hujan yang cukup sering dan banjir di beberapa wilayah. (din)

Related Articles

Back to top button