Akademisi: Pasangan Aep-Maslani Lebih Siap
KARAWANG,RAKA- Pasangan Aep Syaepuloh-Maslani resmi daftar menjadi calon bupati dan wakil bupati ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Karawang, Rabu (28/8). Sebagai calon petahana, pasangan ini memiliki banyak keunggulan dibanding calon lain dan potensi memenangkan Pilkada lebih besar.
Akademisi Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) Eka Yusuf mengatakan, pasangan calon ini mempunyai kelebihan dari sisi persiapan finansial. Kemudian sebagai inkumben pun Aep Syaepuloh mempunyai kekuatan yang masih mempunyai pengaruh kepada ASN di Karawang. “Kedua bakal calon bupati dan wakil bupati kelebihannya mereka itu adalah pengusaha jadi mereka mempunyai pengalaman dan relasi yang sangat banyak dan itu bisa menopang dia sebagai kandidat yang memilki kesiapan finansial. Kedua Pak Haji Aep adalah seorang inkumben yang masih menjabat sebagai bupati, secara tidak langsung maupun langsung bisa menggunakan kekuatannya untuk memberikan arahan tertentu karena masih definitif dan masih berpengaruh di kalangan birokrat,” terangnya.
Meski mempunyai kelebihan, pasangan ini masih mempunyai kekurangan. Ia masih mempertanyakan loyalis pasangan calon ini sebagai anggota kader. Hal ini disebabkan oleh paslon tersebut awalnya tidak berasal dari partai politik. Kemudian sebagai inkumben pun wajib mengutamakan infrastruktur pendidikan. Ia menegaskan agar sebagai inkumben tetap mengutamakan perbaikan fasilitas sekolah. “Kelemahannya yang saya lihat pasangan ini sebetulnya bukan kader partai tulen, artinya bukan seorang royalis partai yang dibesarkan dari partai walaupun memang akhirnya syarat mutlak pendaftaran harus menggunakan partai politik. Artinya bisa dipertanyakan eksistensinya di dalam partai bisa mengakar atau tidak. Pengaruh terhadap pendidikan khususnya infrastruktur masih terlalu dini dibicarakan, karena terkait dengan kebijakan yang sudah menjadi hak dan kewajiban dari seorang yang sudah definitif menjabat.
Kalau berbicara sebagai inkumben tidak melihat substansi sebagai paslon ataupun bukan Paslon karena dia sebagai bupati atau inkumben seharusnya infrastruktur pendidikan menjadi hal utama karena sangat krusial apalagi beberapa sekolah diberitakan ambruk dan siswa belajar di luar kelas. Tapi kaitan Haji Aep sebagai inkumben sudah jelas mempunyai kewajiban dan pengaruh terutama untuk memperbaiki fasilitas sekolah. Jangan picik berpikirnya ketika menjadi Paslon mengabaikan pendidikan tetapi menjadi inkumben juga diam saja,” lanjutnya.
Ia pun menegaskan agar Aep Syaepuloh tidak menggunakan substansi pendidikan untuk mengikuti pesta demokrasi. Eka menyampaikan telah terdapat aturan untuk tidak menggunakan fasilitas pemerintah dalam mengikuti pesta demokrasi. “Dalam konteks lainnya kaitan paslon dengan substansi pendidikan, kalau Haji Aep ingin melegalkan segala cara untuk melaksanakan pesta demokrasi dan menggunakan berbagai fasilitas pemerintah ini yang menjadi pelajaran yang kurang baik. Ada aturan yang berbicara incumbent tidak boleh menggunakan fasilitas negara dan pemerintah dengan kepentingan kampanye ataupun mempengaruhi orang lain untuk mendukung dia dan pasangannya. Kalau misalkan itu terjadi, bukan pendidikan yang baik tapi dampak buruk bagi pendidikan.
Jadi maksud kaitan dengan pendidikan itu ada dua, pertama pendidikan kaitan dengan infrastruktur dan ke dua substansi pendidikan ataupun edukasi politik. Saya berharap paslon ini kalau nanti terpilih bisa memprioritaskan kepentingan luas, bisa ikut hanyut kebutuhan dan keluhan dari masyarakat Karawang, peduli dari semua kebutuhan masyarakat dan juga pendidikan tinggi. Meskipun Unsika berada di bawah Kementrian Pendidikan tetapi secara geografis administratif berada di wilayah Kabupaten Karawang, artinya perlu dibangun sinergitas yang kuat antara pemerintah daerah dengan perguruan tinggi negeri,” tutupnya. (nad)