HILANGKAN PENAT: Sejumlang anggota komunitas Pendaki Resah berangkat untuk mendagi Gunung Cikuray, Garut.
KARAWANG, RAKA – Pandemi corona membuat aktivitas masyarakat terbatas, misalnya para pendaki gunung tak bisa mendaki di tengah pandemi akibat sejumlah pendakian menuju puncak gunung ditutup. Namun setelah beberapa bulan menanti, akhirnya anak-anak pecinta alam yang tergabung dalam komunitas Pendaki Resah pun bisa kembali menikmati keindahan alam.
Ahmad Noorhakiki (21), ketua Pendaki Resah mengatakan sejak Mei dirinya beserta teman-teman sudah berencana mendaki puncak Gunung Cikuray, Kabupaten Garut.
“Kita hampir tiga bulan menunda kegiatan naik gunung ini soalnya waktu itu masih PSBB,” jelasnya, kepada Radar Karawang, Senin (20/7).
Dalam perjalanan dari Karawang ke camp Cikuray menghabiskan waktu sekitar tujuh jam dengan menggunakan angkutan umum. Lebih lanjut, kata dia, sebelum berangkat mendaki, dia bersama empat temannya terlebih dahulu membuat surat keterangan dokter (SKD) untuk menyatakan bahwa dirinya dalam kondisi sehat. “Tetap kita menerapkan protokol kesehatan seperti pakai masker, membawa hand sanitizer dan di sini persyaratannya harus bawa surat kesehatan juga,” jelasnya.
Kiki bersama rekannya memberanikan diri mendaki gunung karena pemerintah sudah mencabut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), kata dia selama dalam perjalanan pun tidak ada penyekatan atau pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian maupun gugus tugas Covid-19.
Aldo (21), warga Kampung Mekarsari, Desa Jayamukti, Kecamatan Banyusari, anggota Pendaki Resah mengaku akibat wabah corona ini membuat dirinya harus menunda pendakian selama beberapa bulan, meski demikian selama tidak berpergian di tengah PSBB juga sebagai upaya terhindar dari virus corona. Pihaknya mengaku saat ini sebelum berangkat menuju puncak Gunung Cikuray pun dirinya membuat surat keterangan sehat dari dokter.
Aldo menambahkan, hobi mendaki gunung sudah dimiliki sejak duduk di bangku SMP, bagi dia naik gunung ini merupakan salah satu cara untuk melepaskan masalah yang ada di rumah atau di tempat kesehariannya bermain. “Naik gunung hobi aja, cuma naik gunung itu untuk melepas segala masalah yang ada di rumah, jadi ketika kita sampai atas gunung seolah-olah masalah itu lepas,” pungkasnya. (mra)
