HEADLINEKARAWANG

Alat Tangkap Arad Resahkan Nelayan

Wartono

KARAWANG, RAKA – Setumpuk persoalan nelayan Karawang dilontarkan pada acara sarasehan yang bertemakan Nelayan, Pertamina dan Pemberdayaan. Maju Ekonominya dan Berdaya Nelayannya di halaman Galery Pemerintah Kabupaten Karawang, Kamis (2/9).

Seribu masalah yang dirasakan para nelayan tersebut diantaranya masih ada penangkapan ikan dengan menggunakan alat yang tidak ramah lingkungan, kompensasi yang belum disalurkan oleh pertamina akibat kebocoran gas dan minyak dari sumur YYA-1 Kawasan Pantai Cemarajaya 2019 silam, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang dianggap tidak layak. Sebagaimana dikatakan rukun nelayan Pusakajaya Utara Wartono, dia mengaku hingga saat ini masih terdapat sejumlah nelayan yang belum menerima kompensasi akibat tumpahan oil spil yang mencemari pantai Karawang. “Terus masih ada masyarakat yang menangkap ikan dengan cara tidak ramah lingkungan seperti pakai arad itu,” jelasnya, kepada Radar Karawang, usai sarasehan.

Kata Wartono, dirinya tidak berani menegur terus-menerus kepada masyarakat yang menangkap ikan dengan menggunakan arad, lantaran khawatir terjadi benturan fisik. Sehingga dia meminta kepada dinas yang berwenang untuk mengatasi supaya tidak ada lagi masyarakat yang menangkap ikan yang berakibat pada kerusakan lingkungan.
“Saya tidak berani mengambil tindakan yang tegas karena khawatir nanti akhirnya kontak fisik,” katanya.

Alat tangkap arad memang dapat mengancam kelestarian lingkungan sumber daya ikan. Sebagaimana yang dirasakan nelayan pinggiran Enjen, warga Pusakajaya Utara mengaku, keberadaan arad ini merupakan salah satu alat tangkap ikan yang dapat merusak lingkungan. Dia menyebut arad juga berdampak pada menurunnya penghasilan tangkapannya.
“Biasanya saya dapat 15 kg sampai 20 kg udang, tapi kalau ada yang pakai arad, paling saya dapat 2 kg,” katanya.

Soal alat tangkap tidak ramah lingkungan yang dipertanyakan pada acara sarasehan tersebut, belum terjawab oleh Dinas Perikanan kabupaten maupun provinsi. Sementara Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat Hermasyah Manap, mengakui sebagian besar Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sudah tidak sebagus yang seharusnya, dengan demikian mengurangi kualitas hasil tangkapan. Adapun bantuan untuk nelayan lainnya seperti alat tangkap akan menjadi perhatian. “Ini sebetulnya selalu menjadi perhatian kita, hanya saja memang kebutuhan kita yang banyak belum diimbangi dengan anggaran yang cukup untuk kita. Jadi ini masih tetap kita perjuangkan,” ujarnya. (mra)

Related Articles

Back to top button