
CANTIK DAN MENAWAN: Meidia Awanda (kedua dari kanan) meski berkebutuhan khusus bisa mengalahkan anak-anak normal dalam kontes kecantikan “Little Queen of the Ramp Universe 2020-the main title of Little Queen of the Ramp International 2020” yang digelar di Kota Kinabalu, Malaysia.
Meidia Awanda Juara Dua Kontes Kecantikan Anak Internasional
KARAWANG, RAKA – Menjadi anak berkebutuhan khusus bukan berarti harus mengurung diri di rumah, tidak bergaul, atau malas mengembangkan bakat. Jika orangtua jeli melihat potensi anak, bukan tidak mungkin bisa berprestasi hingga mancanegara.
Meidia Awanda misalnya, penyandang tunarungu total berusia 13 tahun ini mampu menjadi model yang diperhitungkan dalam ajang “Little Queen of the Ramp Universe 2020-the main title of Little Queen of the Ramp International 2020” yang digelar di Kota Kinabalu, Malaysia. Anak dari pasangan Agus Suwandari dan Wanda itu berhasil menjadi juara dua di ajang bergengsi yang diikuti oleh model cilik dari berbagai negara.
Hebatnya, dia mengalahkan peserta yang memiliki kemampuan normal.
Agus Suwandari mengatakan, potensi Wanda mulai terlihat saat menjuarai modeling antarsekolah. Sang kepala SLB Tunas Harapan akhirnya menyarankan Agus agar mencarikan sanggar untuk Meidia agar bisa mengasah potensinya dengan baik. Alhasil, Agus pun menuruti saran tersebut, dan ternyata hasilnya membuat bangga orangtua, sekolah dan sanggar tempat dia dilatih. “Dia sanggarnya SH Modelling Management,” ungkapnya kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, orangtua memberikan dukungan penuh kepada Wanda untuk mengembangkan bakat. Hal ini dilakukan agar ia tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena kekurangan yang dimiliki. Saat ini semenjak diikutkan kegiatan di sanggar, Wanda memiliki kepercayaan diri tinggi. “Ia telah mengikuti berbagai macam lomba. Lomba yang diikuti bukan dari kalangan distabilitas, namun ia bersaing dengan orang normal,” tuturnya.
Menurutnya, kekurangan yang dimiliki tidak menjadi hambatan dalam meraih prestasi untuk mengembangkan bakat. Bukan hanya model, saat ini juga Wanda telah memiliki gambar desain baju sebanyak dua buku. “Orangtua tidak ada kesulitan mengarahkan bakat Wanda. Prestasi yang dimiliki yakni juara dua lomba disabilitas, juara dua lomba di Malaysia, juara dua fotogenik,” tuturnya.
Selain Wanda, ada penyandang disabilitas lainnya yakni Igan Suryo. Ia tunawicara. Awalnya dia kurang percaya diri. Begitu pun orangtua mengalami kesulitan mengarahkan anaknya untuk mengembangkan bakat. “Kalau saya orangtua mah ga begitu sulit sih ya, cuman mungkin kesulitannya ya awal-awal ketemu sama teman. Jadi dia itu kalau udah lama baru mau deket sama temen-temen,” ujar Indri Muftiar, orangtua Igan. Namun, kepercayaan Igan mulai tumbuh setelah aktif dalam sanggar yang sama dengan Wanda. “Sekarang mulai percaya diri,” ujarnya. (cr6)