RAPAT: Dinkes Karawang gelar rapat bersama bahas stunting.
KARAWANG, RAKA – Kasus stunting di Kabupaten Karawang pada tahun 2020 berdasarkan data bulan panimbangan balita tercatat 3,8 persen dari jumlah balita. Angka ini naik 1 persen dari tahun 2019 tepatnya 2,8 persen. Meski demikian angka ini relatif kecil ketimbang kasus stunting pada tahun 2018 yakni 13,8 persen bahkan relatif jauh ketimbang kasus stunting pada tahun 2013 yang mencapai 33 persen.
Kabid Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang Muhammad Alwi menuturkan, data kasus stunting yang didapat menjadi acuan penetapan lokasi fokus (lokus) stunting pada tahun berikutnya. Pada tahun 2020 terdapat 36 desa menjadi lokus stunting, adapun di tahun sebelumnya terdapat 54 desa yang menjadi lokus stunting. “Kemungkinan di tahun 2021 (lokus stunting) akan meningkat nih karena covid, mungkin dari segi ekonomi kekurangan konsumsi makanan yang bergizi sehingga angka stunting (tahun 2019) meningkat,” ungkap Alwi di sela agenda Dinkes Karawang di Hotel Swiss-Bellin, Selasa (27/10).
Alwi menyampaikan, pihaknya mempunyai target Karawang zero stunting pada tahun 2024. Sebab itulah pihaknya pada Selasa kemarin mengadakan kegiatan orientasi Komunikasi Antar Pribadi (KAP) bagi kader posyandu di daerah lokus stunting. “Supaya kader-kader ini mampu mengkomunikasikan, khususnya tentang stunting di masa covid ini seperti apa, karena stunting ini dampaknya banyak, bukan hanya masalah kesehatan saja, masalah ekonomi, produktivitas kerja juga seperti itu,” tambahnya.
Di tempat yang sama Kepala Dinkes Karawang Nanik Jodjana menyampaikan, kegiatan ini juga guna menyegarkan kembali semangat para kader posyandu di lokus stunting di tengah pandemi Covid-19. Diharapkan kader mampu untuk tetap menjalankan tugasnya meski dalam situsi pandemi. Kegiatan ini sendiri dihadiri oleh para kader posyandu dari 16 kecamatan yang menjadi lokus stuntig. Nanik mengatakan di masa pandemi ini perhatian tidak boleh hanya terfokus pada Covid-19. Kegiatan lainnya terutama terkait stunting mesti terus berjalan seperti penimbangan bayi, pemberian imunisasi, dan pemberian vitamin bagi balita. “Jangan sampai kita melihat cuma covid, dan covid, dan covid saja,” ujarnya.
Masih disampaikan Nanik, kegiatan orientasi KAP bagi kader posyandu ini dilaksanakan dalam satu hari. Para peserta dibagi ke dalam lima kelas agar physical distancing dapat tetap diterapkan. Protokol kesehatan lainnya pun diterapkan guna mencegah penyebaran Covid-19. “Target dari (kegiatan) ini, 15 tahun kedepan anak-anak kita ini tidak stunting,” pungkasnya. (din)