HEADLINEKARAWANG

‘Angkatan Corona’, Lulus Tanpa Ujian Nasional

Terasa Hampa, Tidak Ada Kata Perpisahan

KARAWANG, RAKA – Hampa dan tidak ada tantangan dirasakan oleh sebagian siswa yang lulus sekolah tanpa melalui proses Ujian Nasional (UN). Mereka pun tidak bisa merasakan apa yang dirasakan oleh pelajar pada tahun-tahun sebelumnya. Begitu euforia saat mengetahui lulus, setelah mengikuti beragam ujian yang menegangkan.

Siswa kelas XII jurusan Perhotelan SMK Indonesia Mas 2 Majalaya, Devia Handayani mengatakan, tahun kemarin jika mau lulus harus mengikuti seluruh rangkaian ujian. “Katanya kalau kita ikut UN perasaan kita akan campur aduk, takut tapi kayaknya seru menjadi tantangan buat kita,” ucapnya kepada Radar Karawang, Selasa (21/4)

Ia menambahkan, beberapa waktu lalu setelah berbagai wilayah di Indonesia dinyatakan masuk zona merah virus corona, dunia pendidikan dilakukan perubahan, bahkan pemerintah menghapus proses UN pada lulusan tahun 2020. “Pokoknya ujian yang terakhir aku ikuti cuma ujian sekolah, itupun basisnya online,” tambahnya.

Ia mengaku, meski hal itu mempermudah dirinya lulus dari sekolah, namun ia merasa bahwa ada kekurangan serta tidak mendapatkan kesan dalam mengikuti proses UN. “Kata orang detak jantung kita akan meningkat pas mengikuti hari pertama Ujian Nasional, kalau sekarang seperti hampa, tidak ada tantangan sama sekali. Tapi mau gimana lagi, ini sudah kebijakan pemerintah apalagi ini demi kebaikan kita bersama,” pungkasnya.

Putri Hemalia, siswa kelas XII jurusan Akuntansi SMKN 1 Banyusari mengaku sedih dengan kondisi pelajar seangkatannya. Selain lulus tanpa ada UN, kegiatan belajar mengajar pun tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. “Tapi kami merasa bangga dengan apa yang guru lakukan buat kami,” katanya.

Sedangkan Rian Sulistiono, kelas XII jurusan TBSM juga merasa hampa. Menurutnya, pelajar seangkatannya lulus sebelum waktunya dan istirahat bukan pada jamnya. “Tak ada kalimat selamat tinggal. Semua seakan terasa hampa,” katanya.

Cica Maesela, siswi lainnya mengatakan, mereka adalah angkatan pertama yang lulus tanpa UN. Padahal sebelumnya dia sudah begitu semangat mengahadapi UN. “Tetap ya sudah menjadi ketentuannya, kita tidak menghadapi UN,” ujarnya.

Ia melanjutkan, lulusan tahun 2020 sangat berkesan. Di sisi lain ada yang senang karena tidak menjadi beban pikiran mereka, tetapi banyak juga yang kecewa karena sebelumnya telah mempersiapkan diri mengikuti UN. “Kita bisa juga disebut angkatan corona,” katanya.

Sophia Lousia jurusan Rekayasa Perangkat Lunak mengatakan, lulus tanpa UN beragam rasa. Senang dan sedih. Menurutnya ada yang kurang saat nanti dinyatakan lulus. “Tapi sekolah tidak perlu lagi ketakutan dengan hasil UN yang jeblok, begitupun orang tua siswa yang mengalami perasaan ketakutan, takut akan anaknya tidak lulus,” katanya. (mal/acu)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button