Antisipasi Kebakaran karena Korsleting Listrik

SOSIALISASI: Dosen dan mahasiswa Unsika menyerahkan instalasi listrik ke pegawang desa.
KARAWANG, RAKA- Korsleting listrik sering kali terjadi dan menjadi penyebab kebakaran. Kejadian seperti ini, bisa diantisipasi. Tim dosen Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) yang terdiri dari dosen teknik elektro dan teknik mesin serta dibantu dengan mahasiswa dan alumni melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Ciparagejaya, Rabu (25/9). Kegiatan tersebut dihadiri oleh perangkat desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (BPD), Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan karang taruna.
Menurut ketua pengabdian sekaligus dosen teknik elektro pada konsentrasi teknik tenaga listrik, Dian Budhi Santoso, menjelaskan bahwa keselamatan ketenagalistrikan adalah upaya untuk mewujudkan instalasi listrik di rumah dalam keadaan yang andal dan aman dari bahaya yang disebabkan oleh buruknya instalasi listrik di setiap rumah. “Listrik selalu dijadikan salah satu penyebab pada saat di suatu daerah terjadi kebakaran. Padahal apabila instalasi listrik di rumah atau gedung sudah sesuai mengikuti PUIL, maka risiko terjadinya konsleting pada listrik gedung bisa diminimalisir,” katanya.
Dijelaskan Dian, ada tiga faktor yang bisa memunculkan api, tiga faktor ini disebut segitiga api, pertama oksigen atau udara bebas, kedua sumber panas dan terakhir material mudah terbakar. “Apabila ingin mengantisipasi terjadinya api, adalah dengan cara menghilangkan atau meng-cut salah satu dari tiga faktor itu,” tambahnya.
Sementara, Najmudin Fauji, pemateri seputar fisika listrik menuturkan, bahwa arus listrik terjadi ketika suatu konduktor diberi tegangan, kemudian elektron bebas berupa muatan negatif bergerak menuju kutub positif. “Bagaimana listrik dapat sampai ke rumah kita tidak lepas dari empat komponen sistem tenaga listrik yaitu mulai dari listrik itu dibangkitkan di pembangkit listrik kemudian disalurkan melalui saluran transmisi dengan tegangan 500-750 kV dan didistribusikan pada sistem distribusi 150 kV di setiap Gardu Induk lalu pada akhirnya sampai di kita sebagai konsumen atau pengguna listrik 220 Volt,” tandasnya.
Selain kegiatan sosialisasi, tim dosen yang dibantu oleh satu alumni Teknik ELektro Unsika sekaligus warga asli Desa Ciparage Jaya yaitu Wanto Hermanto, S.T serta satu mahasiswa Naufal Fadhlullah, juga membuat maket instalasi jaringan distribusi tenaga listrik yang dijadikan media interaktif untuk acara sosialisasi. Jadi warga Desa Ciparage bisa langsung melihat simulasi terjadinya konsleting listrik di saluran distribusi yang disebut sebagai kabel besar oleh Warga disana. (asy)