KARAWANG

Area GOR Panatayudha Kumuh

TERGENANG: Setiap hujan turun, area GOR Panatayudha Karawang disekitar lapangan tenis selalu tergenang. Genangan air bisa empat hari baru surut. Padahal, area GOR ini berada di pusat kota, seharusnya bisa ditata.

Empat Hari Genangan Air Bisa Surut

KARAWANG, RAKA – Memprihatinkan, kumuh, tidak enak dipandang. Begitulah ungkapan masyarakat mengomentari kondisi kawasan Gor Panatayudha. Selain tumpukan sampah di sejumlah titik, genangan air yang diperkirakan mencapai ketinggian 20 sampai 40 sentimeter itu juga memberikan pemandangan yang kumuh di sekitar area GOR.

Toni Kurniawan (23), pemuda asal Lampung yang tengah berada di sekitaran GOR mengatakan, kondisi itu sangat memprihatinkan. Sehingga membuat tempat nongkrong para pemuda itu terlihat kumuh. “Gak enak dipandang yang pasti. Karena air tergenang banyak banget. Ditambah banyak sampah,” katanya, saat berbincang dengan Radar Karawang, Minggu (2/2).

Senada diucapkan Ramdani (24), warga asal Purwakarta yang baru pertama kali mampir dan nongkrong di area GOR Panatayudha. Menurutnya, area GOR Panatayudha diketahui merupakan fasilitas umum bagi masyarakat, khususnya kalangan remaja untuk berolahraga atau sekedar nongkrong. Ia sangat menyayangkan dengan kondisi area GOR yang tidak ditata dengan baik oleh pemerintah daerah. “Kota besar tapi fasilitas umumnya tidak diperhatikan. Harusnya ditata dengan baik, salurannya diperbaiki biar rapih dan enak untuk dijadikan tempat refreshing. Saya sering lewat ke sini. Tapi baru sekarang mampir,” ujarnya.

Salah seorang pemilik warung di sekitaran GOR Panatayudha Mamit (54) menuturkan, genangan air karena tidak adanya saluran pembuangan air. Sehingga jika hujan turun, air mengendap sampai beberapa hari. Genangan air baru bisa surut setelah 3 sampai 4 hari jika tidak ada lagi hujan turun. “Kalau hujan lagi ya tidak bisa diprediksi. Karena gak ada jalan buat air ini ngali,” tuturnya.

Dikatakan dia, saluran pembuangan air di samping jalan utama memang tersedia. Namun karena posisinya lebih tinggi maka air tidak bisa mengalir. Kondisi itu terjadi sejak musim huja tahun ini. Karena adanya pembuatan trotoar sehingga posisi saluran lebih tinggi. “Saluran ada di bawah trotoar. Tapi itu lebih tinggi. Harusnya dibuatkan lagi salurannya biar air di sini (genangan) bisa kebuang,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, lanjutnya, masyarakat yang hendak datang untuk mengisi waktu luangpun menjadi berkurang. “Ya berpengaruh. Yang datang juga jadi malas kalau liat kondisinya banjir gini mah,” pungkasnya. (nce)

Related Articles

Back to top button