HEADLINEKARAWANG

Ayahku, Pahlawanku

Rizki Ardiansyah, bersama sang Ayah, Kosim Soko

Sosok Tegas, Perhatian, tak Lelah Cari Nafkah

KARAWANG, RAKA – Tenaganya habis terkuras mencari nafkah. Banting tulang agar bisa menghidupi keluarga. Meski sudah menjadi kewajibannya, namun mereka pantas diapresiasi. Mereka adalah bapak, ayah, papah, abah, abi, babeh. Sosok yang pintar menyembunyikan rasa lelah saat anak-anaknya yang masih berusia balita mengajak main, penyemangat saat anaknya yang berusia remaja mulai malas pergi ke sekolah, dan bijak memberi nasihat ketika anaknya yang sudah menginjak usia dewasa curhat atas persoalan hidup.

Di Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November, Radar Karawang mengangkat sosok ayah inspirator, pahlawan bagi anak-anaknya. Setidaknya, menurut versi dan cara pandang anak-anak terhadap sang ayah.
Rizki Ardiansyah, siswa kelas 3 SDN Wancimekar 3 misalnya, mengaku sangat bangga memiliki ayah seperti Kosim Soko, warga Dusun Cariu, Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru. Menurut Rizki, sang ayah sangat baik, penuh perhatian. “Bangga sama ayah. Karena ayah sangat baik, dan suka ngajak jalan-jalan,” ungkapnya kepada Radar Karawang, kemarin.

Ia melanjutkan, setiap hari ayahnya bekerja di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jalupang. Selain itu, untuk menambah penghasilan, Kosim juga bekerja sebagai satpam di perumahan. “Ayah pahlawan, karena dari kecil mengurus Iki dan jagain Iki,” tuturnya.

Iki, panggilan akrab Rizki mengatakan, sebagai bentuk perhatian kepada ayahnya, dia tidak malu mengantar makanan ke TPA Jalupang. “Iki sekarang nganterin makan buat ayah yang lagi kerja cari uang,” ujarnya.
Beda halnya dengan Muhammad Raihan Putra Darsono. Bocah yang masih duduk di kelas 4 SDN Wancimekar 1 ini mengaku sangat sayang dengan bapaknya karena tidak pernah marah, penuh perhatian. “Bangga sama ayah karena ayah gak pernah marah,” tuturnya.

Menurutnya, bapaknya yang bernama Darsono adalah pahlawan meski kesehariannya sebagai penjahit topi. Bagi Raihan, bentuk perhatian dari ayahnya, membuat dia bahagia. Dia mencontohkan, saat terluka, ayahnya langsung melakukan pertolongan pertama. “Menurut aku ayah pahlawan. Kemarin jatuh juga ditolong dan diobatin sama ayah,” katanya.
Hal serupa dikatakan Muhammad Akbar yang kini sedang menempuh pendidikan agama di pondok pesantren. Menurut bocah berusia 13 tahun itu, apapun pekerjaan ayahnya, dia tetap pahlawan. Karena kerja keras yang tidak mengenal waktu, membuat keluarganya bisa menjalani kehidupan tanpa kekurangan. “Bangga sama ayah, walaupun ayah kerja di gudang limbah. Ayah rajin berkeja, suka sampai malam,” ujarnya.

Ia melanjutkan, kerja keras sang ayah membuatnya tidak kesulitan memilih sekolah yang dia sukai. “Ayah pahlawan karena membesarkan dan menyekolahkan saya sampai pesantren,” ungkapnya.
Begitu pula dengan Kurnia Amelia Azka. Santriwati kelas 3 di Pondok Pesantren Assidiqiyah Cilamaya yang biasa dipanggil Memey itu mengaku ayahnya sebagai lautan kasih sayang. Meski kesehariannya sebagai penjual busa untuk bahan topi, namun ayahnya yang bernama Rahmat Kurniawan, warga Kampung Karajan, Desa Wancimekar, itu sangat perhatian terhadap keluarga. Hal inilah yang membuat Memey bangga dengan ayahnya. “Ayah pahlawan buat Memey, karena dari kecil ayah yang antar jemput ke sekolah. Membiayai sekolah Memey,” tuturnya.

Selain itu, kata Memey, ayahnya juga kerap menemaninya belajar walaupun baru pulang kerja. “Bangga dengan ayah,” ungkapnya.
Sementara bagi Mutiara Latifah, siswa kelas 1 SDN Talagasari 1, ayah tidak sekadar sosok lelaki yang harus menafkahi keluarga. Tapi juga penuh perhatian, tidak mudah marah, dan menjadi teman bermain. “Yaya sayang sama ayah. Bangga sama ayah. Ayah pahlawan,” ungkapnya.

Menurut Yaya, panggilan akrab Mutiara, ayah yang kesehariannya berjualan di pasar setiap malam,. juga sosok yang sangat baik. Begitu sangat memanjakannya. Tidak perhitungan. “Ayahku baik banget. Pokoknya sayang banget sama ayah,” katanya.
Sama halnya dengan Earlyta Putri Azalea yang bersekolah di TK Al Amzar. Menurutnya, ayahnya yang bernama Rully Andryan, warga Perumahan Villa Kencana, Kotabaru, tidak ada bandingannya. Meski dia juga sangat dekat dengan sosok bunda, namun tidak membuatnya jauh dengan ayah. “Pokoknya bangga sama ayah dan bunda. Sayang banget,” katanya. (nce)

Related Articles

Back to top button