KARAWANG

Bangga Jadi Pesilat

BERTANDING: Dua pesilat sedang mengadu teknik dan fisik dalam pertandingan Liga Pencak Silat Kabupaten Karawang di GOR Panatayuda.

Teknik, Fisik, Spritiual

KARAWANG, RAKA – Pencak silat menjadi kebanggaan tersendiri bagi para atletnya sebab merupakan bela diri asli Indonesia. Dengan pencak silat juga mereka bisa berprestasi mengharumkan Karawang baik di kancah nasional maupun internasional.

Salah satu atlet pencak silat berprestasi asal Karawang, Langgeng Safitri (17) menuturkan, mengenal pencak silat sejak masih sekolah dasar. Menginjak SMP ia mulai fokus mendalami pencak silat dengan bergabung perguruan Persaudaraan Setia Hati Terat (PSHT) Cabang Kabupaten Karawang. Siswa kelas XII SMAN 1 Cikampek ini telah mengikuti berbagai event pencak silat. “Pernah kejuaraan nasional mewaliki PSHT tahun 2016 juara 2, pernah juga di pekan olahraga pelajar wilayah Jawa Barat tahun 2017 dapat juara 3,” tuturnya.

Menurut Langgeng, pertandingan di level kabupaten lebih menegangkan, sebab ia telah mengetahui kekuatan lawan. Beda halnya dengan pertandingan di level provinsi atau nasional, menurutnya lebih tenang sebab belum tahu pasti kekuatan lawan sehingga tidak terlalu terpikirkan. “Kalau kita sudah sering main di luar, misalkan kita main di dalam (kota) itu harus punya nilai lebih,” ungkapnya.

Meski demikian, hal tersebut baginya bukan menjadi beban melainkan sebagai motivasi. Ia mengatakan, menjelang pertandingan yang paling utana disiapkan adalah latihan intens dan kesehatan fisik. Saat fisik sudah bagus, saat bertanding di gelanggang pun teknik yang ia pelajari akan mengalir begitu saja. “Jangan pernah bosan untuk melakukan suatu hal, sesulit apapun dicoba saja,” pesannya.

Atlet pencak silat lainnya Asti Azhari (17) juga memiliki banyak pengalaman di dunia persilatan. Tahun 2019 lalu ia berhasil meraih juara 3 dalam even olahraga pelajar se-Asia Tenggara. Tentunya prestasi ini tidak diraih begitu saja, melainkan berbagai usaha. Menurutnya, selain teknik, fisik, dan mental, spiritual adalah bekal utama untuk meraih prestasi. “Meski teknik bagus, fisiknya juga, tapi tanpa spiritual kalau yang di Atas gak izinin jadi juara ya percuma, jadi harus dibarengi sama spiritual juga,” ucapnya yang tergabung dalam Perguruan Silat Raksa Budhi.

Bagi siswa kelas XII SMAN 1 Karawang, ini berlaga di event internasional cukup menegangkanm, sebab betul-betul tidak mengetahui kekuatan lawan. Namun hal tersebut hanya dialami di awal saja. Namun setelah bermain ia bisa membaca kekuatan lawan, dan memahami apa yang harus dilakukan dengan kekuatannya. “Terus berproses, di setiap proses pasti ada perjuangan yang menentukan hasil, apapun hasilnya teruslah berproses,” pesannya.

Sementara itu, Soviyan Ahmad (16) mengaku baru satu tahun mendalami pencak silat. Siswa kelas X SMK Muhammadiyah 1 Cikampek ini tergabung dalam Perguruan Silat Tapak Suci. Berlaga di Liga IPSI Kabupaten Karawang adalah pengalaman pertamanya. “Lumayan agak susah tapi pengen coba lagi,” tuturnya.

Meskipun kalah, namun hal tersebut bukan menjadi alasan untuk patah semangat, bahkan ia tertantang untuk bisa lebih baik lagi dan terus mencoba. Baginya latihan terus adalah kunci utama baik itu di tempat latihan maupun di rumah. “Mentalnya harus dikuatin, jangan putus asa, setiap arahan pelatih dibentak sekalipun jangan diambil hati, tapi jadi pelajaran,” pungkasnya yang bercita-cita kelak dapat bertanding pada event Asian Games. (din)

Related Articles

Back to top button