KARAWANG

Banyak Remaja tak Bisa Baca Alquran

METROPOLIS, RAKA – Miris. Jika kita mengetahui kondisi remaja zaman sekarang. Usia baru belasan tahun namun sudah enggan belajar mengaji. Dari beberapa remaja di Kotabaru yang diwawancarai, banyak diantara mereka yang mengaku tidak bisa membaca Alquran.

Seperti yang diungkapkan Muhammad Ridwan, seorang pelajar kelas 9 SMP itu mengaku sudah berhenti mengaji sejak kelas 5 SD. Alhasil, meski berusia 15 tahun, dia sama sekali tidak bisa membaca Alquran.
“Nggak bisa. Terakhir ngaji waktu kelas 5 SD,” kata Ridwan kepada Radar Karawang, Senin (19/11).

Alasan dirinya berhenti mengaji, kata Ridwan, karena kesulitan saat diberikan tugas hafalan oleh gurunya. Selain itu, galaknya seorang guru juga menjadi satu dari banyaknya alasan keengganan dia untuk pergi mengaji.
“Gurunya galak, terlambat datang diomelin, terus disuruh hafalan jadi malas. Makanya berhenti,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Tegar Alfauzan, seorang anak yang masih duduk di bangku kelas 6 SD juga mengaku sudah berhenti belajar mengaji. Sejak kelas 2 SD dia sudah berhenti mengaji. Alhasil, sampai saat ini dia tak mempunyai kemampuan untuk membaca Alquran.
“Saya terakhir ngaji kelas 2. Malas ngajinya malam. Udah aja berenti. Sama orangtua juga dimarahin nya pas berhenti aja. Sekarang udah bebas gak dimarahin,” katanya.

Ia juga mengatakan, sebenarnya keinginan untuk bisa membaca Alquran itu masih ada. Namun saat ini dia sudah merasa nyaman dengan aktivitas sehari-hari nya tanpa ada jadwal mengaji.
“Pengen bisa ngaji. Tapi udah biasa gak ngaji, jadi malas mau ngajinya. Teman-teman juga di rumah banyak yang gak bisa ngaji,” ujar Tegar.

Remaja lain, Valdo kelas 7 SMP juga mengatakan, keengganan dirinya untuk pergi belajar mengaji dikarenakan sudah banyak temannya yang berhenti mengaji. Oleh karena itu dia enggan untuk belajar mengaji di masjid terdekat.
“Awalnya karena lihat temen udah pada berhenti jadi ikutan. Sama orangtua dimarahin dan disuruh terus tapi udah gak mau. Terakhir ngaji masih iqro,” ungkapnya.

Meski dirinya sudah berhenti mengaji, tambah valdo, namun dia memastikan bahwa dia dan teman-temannya belum pernah sama sekali mabuk atau merasakan minuman beralkohol.
“Gak pernah sumpah. Ngerokok aja nggak. Karena saya mau jadi atlet silat,” akunya.

Mengetahui hal tersebut, Aang Abdul Kohar, tokoh agama dan seorang guru ngaji di Desa Wancimekar, Kecamatan Kotabaru mengatakan, kondisi demikian sangat memprihatinkan, karena membaca Alquran itu adalah kemampuan dasar seorang muslim. “Alquran itu kan pedoman kita. Jika membaca saja tidak bisa, bagaimana mana memahami makna yang terkandung di dalamnya, dan bagaimana juga mengamalkan dalam kehidupan sehari-harinya,” Katanya.

Dikatakan Aang, kondisi demikian tidak boleh dibiarkan. Jika hal itu dibiarkan, maka generasi yang akan datang adalah generasi yang buta Alquran. Untuk itu dia meminta kepada para orangtua agar selalu menyuruh bahkan memaksa anaknya untuk mau pergi ke tempat ngaji.
“Yang pertama ya orangtua harus selalu menyuruh anaknya. Jangan sampai dibiarkan. Karena kalau sama orangtua sudah dibolehkan untuk tidak ngaji, ya anak akan keenakan,” paparnya.

“Sangat memprihatinkan kalau masih SD sudah tidak mau belajar ngaji. Apalagi baca Alquran saja tidak bisa. Orangtua harus lebih peduli lagi. Jangan sampai dibiarkan jika,” kata ustad Aang. (cr2)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button