Bapak Asuh Anak Stunting Diresmikan, Semua Unsur Dilibatkan
KARAWANG, RAKA – Angka anak stunting di Karawang mencapai 578 orang. Pemerintah setempat gunakan konsep pentahelix atau melibatkan banyak pihak untuk menurunkan angka anak stunting.
Kali ini, pemerintah daerah Karawang melaunching program bapak anak asuh stunting (BAAS) di GOR Ciampel, Kamis (28/7) pagi. Wakil Bupati Karawang Aep Saepuloh mengatakan masalah stunting sudah menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya mengandalkan dinas KB atau BKKBN maupun dinas kesehatan. Tapi semua unsur harus terlibat seperti pengusaha, mahasiswa, dan lembaga swadaya masyarakat. “Tentunya ini harus secara bersama-sama secara pentahelix,” imbuhnya, Kamis (28/7).
Guna memutus mata rantai anak stunting. Aep menyebut pemerintah mewajibkan setiap kepala organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menjadi bapak asuh dari anak stunting. Termasuk, Bupati Karawang sudah memiliki 10 anak stunting, Dandim Karawang memiliki 20 anak stunting, dan Kapolres Karawang memiliki 20 anak stunting.
“Setiap kepala OPD wajib menjadikan bapak stunting atau bapak asuh,” ujarnya.
Aep mengatakan, program bapak atau ibu asuh stunting ini untuk enam bulan kedepan, pasca itu nantinya para pengusaha juga akan ikut terlibat kembali dalam membantu masalah stunting. “Alhamdulillah teman-teman perusahaan, tentunya mereka pun akan ikut intervensi,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jendral Dudung Abdurachman ditunjuk sebagai duta bapak asuh anak stunting. Dandim 0604 Karawang Letkol Kav Makhdum Habiburrahman menyebut, bapak asuh anak stunting merupakan salah satu kolaborasi untuk membantu percepatan penurunan angka stunting. “Jadi semua berkolaborasi. Bukan hanya BKKBN, dinas kesehatan, tapi semua kementerian, OPD bekerjasama untuk menurunkan angka stunting,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Karawang dr. Endang Suryadi mengatakan, terdapat lima desa yang menjadi lokasi fokus (lokus) permodelan penanganan stunting di Karawang yaitu, Desa Gintungkerta, Mulyasari, Karyasari, Kutagandok dan Kelurahan Karangpawitan. Dia menyebut penanganan stunting di lima desa itu menggunakan pendekatan pentahelix. “Rencana lima desa ini dikeroyok semua dengan pendekatan pentahelix, berarti pemerintah, swasta, media, LSM, dan pendidikan,” katanya. (mra)